Popularitas memang menggiurkan dan membuka banyak peluang. Namun ternyata, ada harga yang harus dibayar, dibalik gemerlap popularitas. Salah satunya, jam tidur.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa remaja yang populer cenderung mengalami gangguan tidur. Ini terutama terjadi pada remaja putri yang lebih rentan stres.

"Remaja bisa dibilang merupakan populasi yang paling kurang tidur sepanjang hidup mereka,” kata Dr. Serena Bauducco, penulis utama studi terbaru dari Orebro University, Swedia, seperti dikutip dari Earth.com.

Menurut Bauducco, masa remaja merupakan masa yang kompleks dan penuh tekanan, mulai dari pertemanan, tekanan akademis. hingga perubahan biologis. Itu semua membuat mereka rentan mengalami stres.

Adapun popularitas, menurut dia, dapat mengurangi durasi tidur para remaja dalam durasi yang signifikan. Remaja yang lebih populer setidaknya tidur 27 menit lebih singkat ketimbang yang memiliki kehidupan sosial biasa saja.

"Padahal, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidur 30 menit lebih panjang terbukti meningkatkan kesehatan mental dan performa belajar," ungkapnya.

Menariknya, Bauducco menemukan bahwa kondisi kurang tidur pada remaja populer tak hanya terjadi di kala smartphone dan media sosial menjadi tren. "Ini mengindikasikan bahwa kecemasan sosial dan harapan-harapan para remaja merupakan penyebabnya, bukan hanya screen time," terangnya.

Kurang tidur pada remaja bisa berlanjut hingga dewasa. Bauducco menekankan, perlunya mengantisipasi masalah tidur berkepanjangan lantaran erat kaitannya dengan kesehatan mental.

"Kurang tidur berhubungan langsung dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan, keduanya harus dicegah sejak remaja," tukasnya.