logo loading

Green News

Dunia Hadapi Gelombang Panas, Indonesia Relatif Aman Sob!

BRIN menyebut Indonesia bebas dari bahaya gelombang panas karena posisi geografisnya.

 Kamis, 16 Mei 2024

BRIN menyebut Indonesia relatif aman dari bahaya gelombang panas yang tengah dihadapi banyak negara. (iStock).


Denpasar. Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menyebut dunia sedang mengalami gelombang panas. Terutama, negara  yang didominasi oleh daratan, seperti India, Thailand, Afrika, hingga Brasil.

Gelombang panas merupakan suatu kondisi di mana keadaan suhu rata-rata melebihi batas ambang normal selama lebih dari 30 tahun-40 tahun.

Jika suhu selama tiga dekade berkisar 27-28 derajat Celcius melonjak dengan deviasi di atas lima dan berlangsung permanen selama empat hingga lima hari, artinya gelombang panas mengintai.

Adapun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau di Indonesia tahun ini terjadi sejak Mei-Agustus 2024. Tetapi, Indonesia terbebas dari bahaya gelombang panas.

Soalnya, posisi geografis Indonesia yang dua pertiga laut dan sepertiga daratan dengan lima pulau besar dan 17.548 pulau di mana masing-masing pulau menghasilkan konveksi lokal dan konveksi regional yang membentuk awan.

"Alhasil, kawasan Indonesia relatif aman dari bahaya gelombang panas," ujar Eddy dilansir brin.go.id, Rabu (15/5).

Dia mengaku tidak tahu pasti kapan puncak musim panas akan berakhir. Tetapi, berbasis perilaku data Indian Ocean Dipole (IOD) yang ada di lautan Hindia, maka daerah barat Indonesia dan kawasan pantai utara Pulau Jawa menghadapi panas sejak April lalu.

Kondisi panas diperparah dengan berhembusnya angin timuran yang bergerak melintasi kawasan Indonesia, seiring laju posisi matahari meninggalkan garis ekuator pada 21 Maret lalu menuju belahan bumi utara.

"Jadi, ada indikasi kuat kondisi panas masih akan berlanjut. Di barat Indonesia dan pantura Pulau Jawa bahkan mencapai puncak sekitar Juli 2024," terang Eddy.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler