logo loading

Green Lifestyle

Dukung Agenda Net Zero Emission, Standard Chartered Prioritaskan Pembiayaan Berkelanjutan

 Kamis, 01 Februari 2024

Standard Chartered mempertahankan perkiraan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah pada akhir tahun 2024 di angka 15.000. Foto: dok. Standard Chartered


Jakarta. Standard Chartered memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan positif di tahun pemilu 2024. Sejalan itu, mereka terus memprioritaskan pembiayaan berkelanjutan demi mencukung agenda emisi nol bersih (net zero emission) yang ditargetkan Pemerintah Indonesia.

Standard Chartered akan senantiasa mendukung upaya klien dalam mencapai net zero melalui berbagai solusi pembiayaan berkelanjutan. ”Kami juga berperan sebagai katalis kemajuan perekonomian Indonesia demi mewujudkan masa depan yang sejahtera bagi semua orang,” kata Rino Donosepoetro, Vice Chairman ASEAN & President Commissioner Indonesia, Standard Chartered dalam acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H1 2024, dikutip dari siaran pers Kamis (1/2).

Sementara untuk memperdalam segmen pasar ritel, Standard Chartered fokus pada aspek digital partnership melalui pinjaman ritel digital dan model bisnis banking-as-a-service. Strategi itu telah terbukti mengungkit basis klien ritel sebanyak empat kali lipat menjadi lebih dari 1 juta klien pada 2023 dan diproyeksikan akan tumbuh empat kali lipat lagi pada tahun ini.

Proyeksi optimistis atas bisnis Standard Chartered sejalan dengan perkiraan pertumbuhan Indonesia tahun 2024. Mengutip 'Laporan Global Focus – Economic Outlook 2024 Standard Chartered', pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan 5,2% atau naik sedikit dari besaran 5,1% tahun lalu.

Belanja terkait pemilu dan belanja konsumen terkait berbagai hari besar, kemungkinan akan turut berdampak positif secara sementara bagi perekonomian sepajang semester I 2024. Selanjutnya pada semester II masuk fase normalisasi.

Standard Chartered mempertahankan perkiraan inflasi rata-rata Indonesia selama tahun 2024 sebesar 2,9% year on year (yoy) atau lebih tinggi dari perkiraan inflasi bulan Oktober 2023 sebesar 2,6%. ”Kondisi sticky inflation pada semester I 2024 yang akan menjaga inflasi umum tetap tinggi, mendekati batas atas kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5%-3,5%, sebelum turun menjelang akhir tahun 2024,” tutur Aldian Taloputra, Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia.

Dalam paparan acara GRB H1 2024 yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, Standard Chartered juga mempertahankan pandangan bahwa BI akan menurunkan BI Rate sebesar 50 bps pada paruh kedua tahun 2024. Meskipun begitu, pemotongan lebih awal juga dapat terjadi jika perekonomian Amerika Serikat (AS) yang tengah melemah berhasil mendorong penurunan suku bunga The Fed lebih awal. 

Stabilitas rupiah akan tetap menjadi tujuan kebijakan moneter utama bagi BI sepanjang tahun 2024 dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan lingkungan makro dalam negeri yang relatif stabil. Proyeksi lain, Standard Chartered menurunkan perkiraan defisit fiskal tahun 2024 menjadi 2,3% dari PDB dari sebelumnya 2,5% karena harga komoditas yang lebih stabil dan belanja yang terkendali.

Aldian juga menjelaskan bahwa Standard Chartered akan mempertahankan perkiraan nilai tukar dollar AS dengan rupiah pada akhir tahun 2024 di angka 15.000. “Kami cukup optimistis terhadap IDR dalam jangka menengah mengingat adanya perbaikan struktural pada fundamental
makroekonomi Indonesia,” tambah dia.


Komentar

Terpopuler