logo loading

Green News

Duh, Kata Peneliti Tingkat Kualitas Udara 'Aman' Masih Berbahaya Bagi Kesehatan

Tidak ada jumlah yang aman dari bentuk polusi mikroskopis di udara (PM2.5) bagi kesehatan jantung dan paru-paru.

 Jumat, 01 Maret 2024

Sekitar 5 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat polusi udara yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Foto: Pexels/Oleksandr P.


Dampak polusi udara yang antara lain dihasilkan oleh sektor transportasi dan industri, tidak main-main bagi kesehatan. Dua penelitian besar baru di Amerika Serikat (AS), menyebutkan bahwa tidak ada jumlah yang aman dari bentuk polusi mikroskopis di udara (PM2.5) bagi kesehatan jantung dan paru-paru.

PM2.5 terdiri dari partikel kecil jelaga berukuran kurang dari lebar rambut manusia. Bahkan dalam jumlah kecil sekalipun, risiko polusi udara itu berpotensi serius.

Menurut pemberitaan The Guardian pekan lalu, salah satu penelitian menganalisis 60 juta orang di AS berusia 65 tahun ke atas selama tahun 2000-2016. Hasilnya, ditemukan peningkatan risiko rawat inap untuk tujuh jenis penyakit kardiovaskular utama ketika terpapar polusi udara pada tingkat rata-rata PM2.5 di Amerika Serikat.

Peningkatan itu signifikan dengan risiko lonjakan masuk rumah sakit sebesar 29% akibat rata-rata polusi udara di AS atau hampir sepertiganya jika dibandingkan dengan tingkat pedoman kualitas udara lebih rendah yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun, penelitian kedua menemukan bahkan tingkat kualitas udara terendah yang direkomendasikan WHO pun, tidak aman.

Dampak polusi udara terjadi pada semua orang di segala usia. “Kami melihat banyak sekali dampak dari polusi ini, mulai dari penyakit paru obstruktif kronik hingga asma dan dampaknya sangat kecil terhadap manusia,” kata Gregory Wellenius, Ilmuwan Lingkungan di Boston University School of Public Health dan salah satu penulis penelitian, dikutip dari The Guardian, Rabu (21/2).

Partikel kecil PM2.5 terutama dilepaskan melalui pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan oleh mobil, truk, pembangkit listrik dan proses industri. Partikel-partikel polusi udara tersebut juga dapat dihasilkan dari kebakaran hutan yang semakin parah akibat krisis iklim di beberapa tempat.

Menurut penelitian sebelumnya, sekitar 5 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat polusi udara yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Penggabungan polusi udara dan air akan menyebabkan satu dari enam kematian di seluruh dunia.

Sayangnya peraturan pemerintah masih gagal mengimbangi ancaman tersebut. Bulan ini, Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) memperkuat standar kualitas udara nasional untuk PM2.5 dengan mengurangi emisi PM2.5 tahunan yang diperbolehkan dari 12 mikrogram per meter kubik menjadi 9 mikrogram per meter kubik. Sejumlah pihak memuji langkah Pemerintahan Joe Biden itu akan menyelamatkan ribuan nyawa dari polusi udara. 

Namun pengurangan emisi berupa polusi udara tersebut sebenarnya masih di atas batas WHO yaitu 5 mikrogram per meter kubik. “Jelas, standar nasional yang baru diterbitkan tidak cukup untuk melindungi kesehatan masyarakat,” kata penulis studi pertama dari dua penelitian, yang keduanya diterbitkan di BMJ.


Komentar

Terpopuler