Green News
Dua Orangutan Kembali ke Habitat Usai Rehabilitasi, Sayonara dan Sehat-sehat Ya!
Jumat, 02 Februari 2024
BKSDA Kalbar melepasliarkan dua individu orangutan setelah menjalani delapan tahun rehabilitasi. (Dok. KLHK).
Jakarta. Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Kalimantan Barat bersama Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) didukung oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) melepasliarkan dua orangutan Kalimantan setelah rehabilitasi.
Kedua orangutan, yakni Aming dan Mona, kembali ke habitatnya pada Jumat (26/1) lalu. Pelepasliaran ini merupakan tahap ke-13 sejak 2017 silam, setelah 28 individu orangutan terdahulunya dikembalikan ke habitatnya di Sub Das Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun.
“Orangutan hasil rehabilitasi ke habitat alaminya merupakan wujud komitmen kami dalam usaha pelestarian orangutan untuk mempertahankan keberadaannya di habitat alaminya,” ujar Kepala BKSDA Kalbar RM Wiwied Widodo, dilansir ppid.menlhk.go.id, Rabu (31/1).
Menurut dia, Taman Nasional Betung Kerihun merupakan salah satu tulang punggung dalam menjaga keseimbangan ekosistem, habitat satwa serta berperan penting dalam menjaga kesinambungan pertumbuhan populasi spesies kunci, termasuk orangutan.
Adapun, lokasi Sungai Rongun, Sub Das Mendalam, sebagai lokasi pelepasliaran dipilih karena telah melalui suvei dan kajian kesesuaian habitat, kelimpahan pohon pakan orangutan, serta aksesibilitas menuju lokasi yang cukup jauh dan sulit untuk dijangkau masyarakat.
Aming dan Mona, kedua orangutan tersebut, merupakan satwa hasil penyelamatan petugas BKSDA Kalbar pada 2015 silam.
Mona berjenis kelamin betina dievakuasi dari masyarakat Desa Pulau Jaya, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, saat berusia enam bulan.
Sedangkan Aming, berjenis kelamin jantan, dievakuasi dari masyarakat Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.
Aming dan Mona dipastikan dalam keadaan sehat dan terbebas dari penyakit menular. Keduanya telah menjalani rehabilitasi selama delapan tahun. Di antaranya empat tahun menjalani rehabilitasi Sekolah hutan Jerora yang dikelola oleh YPOS. Keduanya disebut memiliki kemampuan lokomosi yang baik dan mengenal jenis pakan.
“Mengembalikan orangutan ke habitat alaminya bukan perkara mudah dan murah. Diperlukan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber dana yang cukup besar. Keduanya perlu waktu cukup panjang dalam rehabilitasi sampai siap untuk dilepasliarkan,” terang Wiwied.
Ia memastikan kedua orangutan tersebut akan terus dipantau menggunakan metode Nest to Nest dengan mengikutinya mulai dari bangun hingga tidur selama tiga bulan ke depan. Hal ini dilakukan untuk memastikan orangutan bertahan hidup di alam liar.
Wartawan : Akshara Abraham
Komentar