Green Culture
Dampak Perubahan Iklim, Musim Dingin Jadi Lebih Hangat di AS
Musim dingin di beberaa wilayah AS menjadi lebih hangat dan periodenya terasa lebih pendek.
Jumat, 29 Desember 2023
Ilustrasi. 233 lokasi di AS kehilangan musim dingin lebih panjang dengan suhu lebih hangat karena perubahan iklim. (PEXELS/NHP&Co).
Denpasar. Musim dingin telah tiba di Amerika Serikat (AS). Namun bagi sebagian besar warga setempat, musim dingin kali ini menjadi lebih hangat dan periodenya terasa lebih pendek dari yang biasa terjadi karena perubahan iklim
Perubahan iklim disebabkan oleh perilaku manusia . Dampaknya kian terasa pada sektor pariwisata, olahraga, perekonomian hingga kesehatan manusia.
Analisis data suhu National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), seperti mengutip CNN, Kamis (28/12) menyebutkan bahwa 75% wilayah di AS merasakan musim dingin pada Desember-Februari yang lebih cepat hangat.
Analisis tersebut mengamati suhu rata-rata musim dingin di 233 lokasi dari total 240 lokasi di seluruh AS menjadi lebih hangat sejak tahun 1970. Suhu musim dingin meningkat rata-rata 3,8 derajat Fahrenheit. Suhu musim dingin di kota-kota itu mencapai 7 derajat.
Timur laut dan barat tengah atas menjadi wilayah yang mengalami pemanasan lebih cepat dengan suhu musim dingin hampir 5 derajat. Termasuk beberapa kota ski, seperti Burlington, Vermont, Concord, dan New Hampshire. Bahkan, musim dingin di Milwaukee yang terkenal beku itu menjadi lebih hangat 6,7 derajat.
Lauren Casey, Ahli Meteorologi Climate Central, mengatakan bagi banyak orang kehangatan di musim dingin mungkin menyenangkan. Namun, musim dingin sejatinya memainkan peran penting dalam siklus hidup tumbuhan, hewan serta serangga.
Baca juga:
Nih 5 Kota di Dunia yang Minim Polusi Udara
“Termasuk juga, pengisian kembali persediaan air tawar dan mempertahankan salju dan es untuk rekreasi musim dingin yang selama ini mendukung perekonomian lokal,” imbuh dia.
Menurut data Climate Central, periode musim dingin di seluruh AS saat ini menjadi rata-rata enam hari lebih pendek ketimbang tahun 1970 silam. Dinginnya musim dingin pun tidak terlalu ekstrem.
Reno di Nevada, kehilangan lebih banyak malam beku dibandingkan lokasi lain di AS. Kini, Reno hanya memiliki rata-rata 91 malam beku. Bahkan, kota-kota di Arizona, California dan Florida yang biasanya mengalami malam di bawah titik beku, kini tidak lagi terasa dingin.
Kota-kota yang terkenal dengan wabah flu, seperti Buffalo, New York, Chicago, New York, Boston, dan Detroit, juga sudah tidak lagi mengalami malam dingin ekstrem. Tentunya, perubahan ini menjadi berita buruk bagi beberapa industri, terutama mereka yang bergantung pada musim dingin.
Studi Komite Olimpiade Internasional menemukan kenaikan suhu membuat musim ski dimulai sebulan lebih lambat dan berakhir tiga bulan lebih awal dari biasanya. Kondisi tersebut mengancam potensi kerugian ekonomi hingga 1 miliar dolar AS (studi 2018).
Sementara itu, di sektor pertanian, industri buah-buahan dan kacang-kacangan senilai 27 miliar dolar AS kehilangan musim dingin yang sangat diperlukan untuk perkembangan tanaman. Contohnya, Central Valley California, tempat produksi buah-buahan dan kacang-kacangan hingga 40 persen turun menjadi 25 persen.
Departemen Pertanian AS (USDA) menyebut dengan berkurangnya musim dingin, kemungkinan produksi kenari, pistachio, dan ceri, menjadi lebih sedikit. Produk itu kemungkinan besar juga memiliki kualitas yang lebih rendah. “Hal ini menimbulkan dampak terhadap pasokan dan kenaikan harga pangan,” terang Casey.
Di samping itu, musim tanam yang lebih hangat dan lebih lama meningkatkan paparan hama, sehingga memperburuk alergi.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar