logo loading

Green News

Burung Hadapi Risiko Besar Perubahan Iklim

Jumlah burung semakin sedikit karena kenaikan suhu, gangguan rantai makanan, dan perubahan pola migrasi.

 Senin, 17 Juni 2024

Penelitian mengungkap masa depan unggas, dalam hal ini burung, di Amerika Utara yang terpengaruh perubahan iklim. (Pixabay).


Denpasar. Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap masa depan unggas di Amerika Utara, dengan semakin sedikitnya jumlah burung yang menghiasi langit pada akhir abad ini.

Alasannya? Momok perubahan iklim yang semakin merambah. Studi ini mengungkapkan perubahan iklim bagaikan sebuah tangan tak terlihat, yang secara halus memanipulasi keseimbangan populasi burung.

Hal ini bukan hanya tentang kenaikan suhu. Tetapi juga, tentang gangguan pada rantai makanan, perubahan pola migrasi, dan hilangnya habitat yang sesuai.

Tidak semua burung sama-sama terkena dampak perubahan iklim. Studi ini membedakan antara spesies generalis dan spesialis.

Burung generalis, seperti burung pipit, mudah beradaptasi dan berkembang di berbagai lingkungan. Meskipun mereka mengalami penurunan, masa depan mereka tidak tampak suram seperti rekan-rekan spesialis mereka.

Burung spesialis, seperti burung hantu tutul dan burung pelatuk merah, lebih rentan. Pola makan khusus dan kebutuhan habitat membuat mereka kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Studi tersebut memperkirakan penurunan yang lebih tajam pada burung-burung ini, dengan potensi kehilangan hingga 16% pada 2099 mendatang.

Burung-burung memiliki pola migrasi selama beberapa generasi. Burung akan bermigrasi apapun yang terjadi dan mereka tidak tahu apa yang menunggu di ujung sana. Mungkin terlalu panas atau kering bagi burung. 

Perubahan iklim mengganggu pola-pola ini, mengakibatkan ketidaksesuaian antara waktu migrasi dan ketersediaan makanan, sehingga berpotensi menyebabkan kerugian besar terhadap populasi burung yang bermigrasi.

Studi lapangan skala kecil sebelumnya menunjukkan potensi perilaku adaptif pada burung dalam merespons perubahan iklim. Namun, tidak ditemukan bukti yang mendukung adaptasi dari waktu ke waktu.


Wartawan : Hanna Patricia M Lubis

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler