logo loading

Green Lifestyle

Bisa Dua Bahasa? Otak Bakal Awet Muda Meski Usia Bertambah Loh!

Penelitian menyebut kemampuan kognitif membentuk mental, fokus, dan ingatan yang lebih baik.

 Minggu, 31 Maret 2024

Penelitian menyebut kemampuan kognitif membentuk mental, fokus, dan ingatan yang lebih baik. Salah satunya dengan penguasaan dua bahasa (bilingual). (PEXELS/Cottonbro Studio).


Denpasar. Penelitian Singapore University of Technology and Design (SUTD) menyebut orang yang menguasai dua bahasa (bilingual) dapat mempertahankan otaknya lebih awet muda. Meskipun, usia orang tersebut bertambah tua.

Dua bahasa atau bilingual disebut dapat memperlambat penurunan kinerja otak. Profesor Yow Wei Quin dari SUTD mengatakan cadangan kognitif menekan kapasitas otak untuk membentuk berbagai jalur dan menerapkan sistem cadangan untuk menjaga kesehatan kognitif.

Sehingga, memungkinkan orang untuk mengelola tantangan kognitif dan lebih efektif. “Cadangan ini menyoroti fleksibilitas dan ketahanan otak. Karenanya, orang dengan cadangan yang lebih besar cenderung mempertahankan fungsi kognitif yang baik,” ujarnya dilansir earth.com, Jumat (28/3).

Bilingualisme diyakini kunci utamanya. Bayangkan latihan yang dilakukan otak untuk beralih antarbahasa. Penelitian ini seolah memperkuat penelitian sebelumnya bahwa orang bilingual cenderung memiliki fleksibilitas mental, fokus, dan ingatan yang baik.

Tim peneliti menduga mempelajari bahasa kedua sejak dini dapat membentuk kembali otak untuk menciptakan cadangan kognitif yang berharga.

“Ada bukti belajar dan menggunakan bahasa kedua menghasilkan perubahan struktural dan fungsional pada otak bilingual,” kata Li Xiaoqian, Peneliti SUTD.

Otak bilingual, sambung dia, menunjukkan empati dan koneksi yang lebih dalam. Ini adalah aspek mendasar dari interaksi manusia, yang memungkinkan manusia berempati dan terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam.

Studi ini juga menemukan bahwa orang-orang bilingual awal memiliki volume yang lebih besar di bagian otak, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin lebih siap dalam navigasi lanskap sosial.

Li menegaskan semakin dini seseorang mempelajari bahasa kedua, semakin banyak manfaat yang diperoleh otak mereka.

“Temuan kami menyoroti potensi manfaat sosial-kognitif yang terkait dengan penguasaan bahasa kedua sejak dini,” tandasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025