Green News
Bersaing di 'Lautan Berdarah', Produsen Kendaraan Listrik Xpeng Investasi AI
Rabu, 21 Februari 2024
Xpeng akan menginvestasikan 3,5 miliar yuan (US$ 486,36 juta) dalam penelitian dan pengembangan AI untuk mendukung sistem kemudi cerdas. Foto: Dok. Xpeng
Shanghai/Beijing. Produsen kendaraan listrik Tiongkok yaitu Xpeng, berencana mempekerjakan 4.000 orang tahun ini dan menginvestasikan jutaan dolar dalam kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Mereka akan melakukan itu agar bisa bertahan di tengah persaingan pasar otomotif besar dunia yang disebutnya sebagai 'lautan berdarah'.
Rencana penambahan karyawan Xpeng akan mewakili 25% terhadap jumlah karyawan sebanyak 15.829 orang pada akhir tahun 2022. Chief Executive He Xiaopeng mengumumkan rencana tesebut melalui surat kepada karyawan pada Hari Minggu atau hari kerja pertama setelah libur Tahun Baru Imlek.
Xpeng juga akan menginvestasikan 3,5 miliar yuan (US$ 486,36 juta) dalam penelitian dan pengembangan AI untuk mendukung sistem kemudi cerdas. Tak hanya itu, Xpeng berencana merilis sekitar 30 produk baru atau model revisi dalam waktu tiga tahun.
Meskipun banyak mitra bisnis yang terlihat mundur dan takut untuk berinvestasi dalam menghadapi situasi makro ekonomi yang pesimistis, Xpeng justru mencium peluang untuk berkembang. "Pada tahun 2024, kami akan melawan tren dan memasuki siklus positif berkecepatan tinggi pada kuartal keempat atau lebih awal," kata He Xiaopeng dalam pemberitaan Reuters, Senin (19/2)
Xpeng adalah produsen kendaraan listrik yang didukung oleh Volkswagen. Pada Bulan Juli, Volkswagen mengatakan akan menginvestasikan sekitar US$ 700 juta di Xpeng dan membeli 4,99% saham di perusahaan tersebut.
Xpeng masih menargetkan pertumbuhan. "Tahun ini adalah tahun ke-10 Xpeng. Kinerja kami harus lebih dari dua kali lipat," tutur He Xiaopeng.
Rencana ekspansi Xpeng kontras dengan para pesaingnya yang berlomba untuk memangkas biaya. Permintaan di China sebagai pasar mobil terbesar di dunia terus menurun meskipun ada diskon baru yang dipimpin oleh Tesla.
Produsen kendaraan listrik Tiongkok lain sepertti Nio misalnya, pada Bulan November mengatakan akan memangkas tenaga kerja sebesar 10%. Nio beralasan ingin meningkatkan efisiensi di tengah persaingan yang meningkat.
Tatkala menghadapi permintaan yang lebih lemah di dalam negeri, para produsen mobil di Tiongkok memandang ekspor sebagai kekuatan pendorong pertumbuhan. Namun meningkatnya pengaruh China sebagai eksportir kendaraan, menyebabkan perselisihan di luar negeri.
Komentar