logo loading

Green Lifestyle

Berat Badan dan BMI Bukan Ukuran Kesehatan Ya Gaes!

Para ahli menyebut praktik pengukuran kesehatan dengan berat badan dan BMI menyesatkan.

 Jumat, 14 Juni 2024

Para ahli membantah bahwa berat badan dan BMI sebagai pengukuran kesehatan yang akurat. Bahkan, mereka menyebut praktik ini menyesatkan. (PEXELS/Ketut Subiyanto).


Denpasar. Para ahli membantah berat badan dan indeks massa tubuh (BMI) sebagai ukuran kesehatan manusia secara akurat. Padahal, kedua indikator ini sudah menjadi fokus utama kurikulum tradisional di sekolah kedokteran di Amerika Serikat (AS).

Para ahli bahkan berpendapat praktik tersebut hanya akan melanggengkan bias anti-obesitas dan meningkatkan risiko gangguan makan.

Mengutip earth.com, Rabu (12/6), BMI adalah nilai numerik yang diperoleh dari tinggi dan berat badan seseorang. BMI merupakan alat sederhana yang membantu mengkategorikan seseorang ke dalam kelompok berat badan, seperti kekurangan berat badan, berat badan idela, kelebihan berat badan, hingga obesitas.

Untuk menghitung BMI seseorang, berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badannya dalam meter kuadrat (kg/m2).

Menurut ahli, BMI mempunyai keterbatasan. Sebab, analisis ini tidak mampu membedakan antara otot dan lemak. Selain itu, indikator ini juga tidak mempertimbangkan faktor-faktor usia, jenis kelamin, dan komposisi tubuh.

Alhasil, seseorang dengan massa otot yang tinggi bisa jadi masuk kategori kelebihan berat badan atau bahkan obesitas. Sebaliknya, seseorang dengan massa otot rendah, tetapi lemak tubuh tinggi bisa jadi masuk kategori berat badan ideal atau sehat.

Penyederhanaan ini dapat membuat penilaian kesehatan menyesatkan. Oleh karenanya, para ahli menyarankan pengukuran kesehatan komprehensif, seperti tekanan darah, kadar kolesterol, resistensi insulin, untuk mendapatkan pemahaman lebih baik.

Para ahli juga mengusulkan perlu dilakukan pergeseran fokus dari BMI ke ukuran obyektif kesehatan kardiometabolik.

Penelitian juga menunjukkan bahwa intervensi seperti operasi obesitas dan pengobatan tertentu dapat meningkatkan kesehatan tanpa mengakibatkan penurunan berat badan.

Sebab, pelatihan medis saat ini sering mengabaikan dampak stigma berat badan yang menghubungkan obesitas dengan kegagalan moral dan kekurangan pribadi.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler