Green Lifestyle
Obesitas pada Anak-Anak Bisa Pangkas Separuh Usia Harapan Hidup
Bahkan, anak usia empat tahun yang mengalami obesitas parah diperkirakan mampu bertahan hidup hingga usia 39 tahun saja.
Sabtu, 25 Mei 2024
Ilustrasi. Obesitas pada anak bisa memangkas usia harapan hidup sampai separuhnya. (Pixabay).
Mataram. Obesitas pada anak bisa memangkas usia harapan hidup sampai separuhnya. Bahkan, penelitian mengungkap bahwa anak usia empat tahun yang mengalami obesitas parah hanya mampu bertahan hidup hingga usia 39 tahun saja!
"Pemahaman yang lebih baik mengenai besarnya dampak jangka panjang dan faktor-faktor yang mendorongnya dapat membantu menginformasikan kebijakan pencegahan dan pendekatan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur," ujar Peneliti Urs Wiedemann, Kamis (16/5).
Wiedemann dan koleganya membuat penelitian mengenai dampak jangka panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak. Penelitian itu dipresentasikan dalam European Congress on Obesity (ECO) in Venice, Italia, baru-baru ini.
Para peneliti menciptakan model obesitas dini menggunakan empat variabel kunci, di antaranya usia saat terjadinya obesitas, durasi obesitas, akumulasi risiko yang tidak dapat diubah.
Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa obesitas pada anak berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Model dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa obesitas yang terjadi lebih awal dan lebih parah pada masa kanak-kanak meningkatkan kemungkinan timbulnya masalah kesehatan terkait di kemudian hari.
“Meskipun sudah diterima secara luas bahwa obesitas pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi terkait seperti diabetes tipe 2 (T2D), dan dapat mengurangi harapan hidup, bukti mengenai besarnya dampaknya masih belum merata,” kata Wiedemann.
Kondisi Mengancam Jiwa
Menurut Wiedemann, jika anak dengan obesitas parah tidak berupaya menurunkan berat badan, maka penyakit terkait obesitas dapat terakumulasi dengan dampak yang tidak dapat dibalikkan.
Sayangnya, dampak tersebut muncul dalam jangka panjang, yakni saat anak tersebut berusia 20 tahun ke atas, sehingga sulit untuk menyadarinya lebih cepat.
“Model obesitas dini menunjukkan penurunan berat badan memiliki dampak yang signifikan terhadap harapan hidup dan risiko penyakit penyerta, terutama ketika berat badan turun di awal kehidupan,” kata Wiedemann.
Panjangnya jangka waktu kemunculan penyakit terkait obesitas ini membuat kondisi kegemukan pada anak kerap disepelekan. Padahal, dampak tersebut jelas menurunkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak di masa mendatang.
Karenanya, Wiedemann menekankan bahwa obesitas pada anak harus digolongkan sebagai kondisi mengancam jiwa.
"Jelas bahwa obesitas pada masa kanak-kanak harus dianggap sebagai penyakit yang mengancam jiwa. Sangat penting, pengobatan tidak ditunda sampai berkembangnya diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, atau tanda peringatan lainnya, tetapi dimulai sejak dini," tegasnya.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar