Green News
Awas Populasi Amfibi Merosot, Serangga di Mana-mana Loh!
Penurunan populasi amfibi akan berdampak pada kesehatan manusia dan ancaman gagal panen.
Senin, 25 Maret 2024
BRIN menyebut penurunan populasi amfibi akan berdampak pada kesehatan manusia dan ancaman gagal panen. (PEXELS/Diego Madrigal).
Denpasar. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan penurunan populasi amfibi akan berdampak pada meningkatnya populasi serangga. Kenaikan populasi serangga ini akan berpengaruh pada kesehatan manusia dan kegagalan panen pertanian.
Menurut laporan Global Amphibian Assessment yang dirilis Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) terhadap 8.011 jenis amfibi di dunia, amfibi merupakan kelompok vertebrata yang paling terancam. Pembiaran penurunan populasi akan mengakibatkan kepunahan spesies tertentu.
Direktur Sekretariat Kewenangan ilmiah Keanekaragaman Hayati BRIN Amir Hamidy mengatakan amfibi dapat mengendalikan populasi serangga. Selain itu, menurut para ahli, perlindungan dan restorasi amfibi juga dapat menjadi solusi terhadap krisis iklim.
“Karenanya, kondisi ini perlu mendapat perhatian. Diperlukan mekanisme untuk penilaian sistematis terhadap risiko kepunahan spesies secara berkala untuk memberi informasi terkini terkait penentuan prioritas, pencernaan dan pemantauan tindakan konservasi,” ujarnya dilansir dari brin.go.id, Sabtu (23/3).
Lebih lanjut ia menyebut dalam jurnal Nature 1 Desember 2023 lalu, ancaman yang terdokumentasi adalah hilangnya jenis dan degradasi habitat. Adapun, penyebab penurunan populasi amfibi diakibatkan kerusakan habitat dari aktivitas pertanian di mana 77 persen spesiesnya terkena dampak.
Lalu, aktivitas pemanenan kayu dan tanaman (53% spesies terdampak), pembangunan infrastruktur (40%), dampak perubahan iklim (29%), penyakit (29%).
“Tercatat sebelum 2004 silam, penurunan populasi amfibi sekitar 90% disebabkan oleh penyakit dan kehilangan habitat. Namun, saat ini perubahan iklim juga mengakibatkan penurunan populasi amfibi,” terang Amir.
Baca juga:
Ternyata, Burung Doyan Makan Kotoran!
Jumlah amfibi punah yang terdokumentasikan pun terus bertambah, yaitu 23 jenis pada 1980, 10 jenis pada 2004, dan empat jenis punah pada 2022. Secara global, jenis amfibi yang punah tercatat sebanyak 37 jenis.
Ia mencontohkan kepunahan pada 1990 terjadi pada katak jenis atelopus chiriquiensis dan taudactylus acutirostris akibat penyakit. Selanjutnya, jenis craugastor myllomyllom dan pseudoeurycea exspectata yang terlihat terakhir kali pada 1970 dikabarkan punah karena ekpansi pertanian.
Dalam publikasi Global Amphibian Assessment juga terdapat 8.011 spesies amfibi telah memperbarui statusnya dalam Daftar Merah IUCN. Indeksnya melaporkan status amfibi memburuk secara global, terutama salamander.
“Andai saja Daftar Merah IUCN diperbarui pada skala yang sama pada 1970-an seperti saat ini, maka kami dapat menelusuri pandemi penyakit amfibi yang melanda 20 tahun sebelum penyakit tersebut menghancurkan populasi mereka,” katanya.
Adapun, spesies yang terancam saat ini berada di Kepulauan Karibia, Mesoamerika, Andes Tropis, pegunungan dan hutan di Kamerun Barat dan Nigeria Timur, Sri Lanka.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar