logo loading

Green News

Sampah Popok dan Pembalut Jadi Beban Lingkungan, PR Kita Bersama Nih!

Sampah popok menghasilkan limbah 3.488 ton per hari dan sampah pembalut 1.151,2 juta ton per bulan.

 Senin, 27 Mei 2024

Peneliti BRIN mendesak pengurangan dan penanganan sampah popok dan pembalut karena dampaknya terhadap lingkungan. (PEXELS/Emma Bauso)


Denpasar. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lies Indriati mendesak langkah pengurangan dan penanganan sampah popok dan pembalut, mengingat dampaknya terhadap lingkungan. Ia mendorong daur ulang kedua jenis sampah itu.

Studi pada 2021, kata Lies, memperlihatkan potensi penggunaan popok bayi mencapai 17,44 juta per hari yang menghasilkan limbah hingga 3.488 ton per hari.

Sementara, sampah pembalut 42 ribu ton per bulan berdasarkan populasi wanita usia subur pada 2022 lalu mencapai 73,44 juta wanita, dengan penggunaan 1.151,2 juta pembalut per bulan.

"Beban lingkungan yang ditimbulkan produk ini, karena desain produknya sekali pakai, jadi langsung dibuang setelah digunakan. Dibuang ke lingkungan, sehingga menimbulkan risiko bagi pencemaran lingkungan," ujarnya, dilansir Antara, akhir pekan lalu.

Lies menyoroti masih banyak yang tidak melakukan pemilahan dalam proses pembuangan sampah popok dan pembalut, alhasil bercampur ke tempat sampah.

Sementara, sistem pengolahan sampah saat ini belum mempertimbangkan jenis sampah produk penyerap higienis, baik terkait kesadaran petugas maupun ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang tepat.

"Kalau dibuang ke alam sebenarnya bisa terdegradasi oleh cahaya, tetapi karena dia masuk ke landfill dan terkubur di dalam tanah, maka tidak bersentuhan dengan cahaya, sehingga perlu waktu lebih lama untuk terdegradasi," terang Lies.

Menurut literatur, lanjutnya, perlu sekitar 500 sampai 800 tahun untuk mengolah sampah popok dan pembalut, serta tidak benar-benar bisa terdegradasi ketika sampah tersebut memiliki bahan polimer.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan produk penyerap higienis sekali pakai yang ramah lingkungan. Selain, perlu dilakukan pengurangan dan penanganan sampah.

"Untuk produk sampah popok atau pembalut dimanfaatkan kembali secara langsung tidak mungkin, tapi yang bisa dilakukan adalah membatasi sampah dengan menggunakan produk yang reusable," jelasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler