logo loading

Green News

Sad..Kutub Utara Memanas, Beruang Kutub Sering Sakit

Perubahan iklim menyebabkan beruang kutub terancam virus, bakteri dan parasit

 Kamis, 24 Oktober 2024

Perubahan iklim menyebabkan beruang kutub terancam virus, bakteri dan parasit (pexels/Leon Aschemann)


Jakarta. Penelitian terbaru mengungkapkan kondisi Kutub Utara (Arktik) makin panas. Efek perubahan iklim ini mengancam beruang kutub yang menghadapi risiko terkena virus, bakteri, dan parasit. 

Mengutip BBC, studi yang dilakukan oleh para ilmuwan melalui sampel darah beruang di Laut Chukchi, di antara Alaska dan Rusia, menunjukkan bahwa es yang mencair berkaitan erat dengan meningkatnya penyakit.

Dalam studi ini, darah beruang yang dikumpulkan antara tahun 1987 hingga 1994 dibandingkan dengan sampel yang diambil tiga dekade kemudian, 2008 hingga 2017. Hasilnya, sampel terbaru menunjukkan infeksi dari lima penyakit, virus dan parasit.

"Parasit dan bakteria yang ditemukan menyebabkan rabbit fever dan brucellosis," ujar Karyn Rode, ahli biologi satwa liar. 

Temuan ini menandakan adanya perubahan besar dalam ekosistem Kutub Utara. Saat ini terdapat sekitar 26.000 beruang kutub yang tersebar di Kanada, Amerika Serikat, Rusia, Greenland, dan Norwegia. Mereka terdaftar sebagai spesies rentan terhadap dampak perubahan iklim oleh International Union for Conservation of Nature. 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beruang kutub menghabiskan lebih banyak waktu di darat karena permukaan es terus mencair. Hal ini menyebabkan beruang kutub kesulitan menemukan makanan atau kalori yang cukup untuk bertahan hidup.


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Akshara Abraham

Komentar

Terpopuler