logo loading

Green Lifestyle

Lahan Rawa dan Serangga Terpencil di Skotlandia Bakal Berstatus Warisan Dunia

Flow Country terletak di utara Skotlandia dan merupakan kawasan rawa dan kayu liar terluas di dunia.

 Jumat, 07 Juni 2024

Ilustrasi. Flow Country akan mendapatkan status sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Situs yang terletak di utara Skotlandia ini merupakan kawasan rawa dan kayu liar terluas di dunia. (PEXELS/Luis Quintero).


Denpasar. Unesco akan mengumumkan keputusannya mengenai permohonan yang mengizinkan Flow Country di utara Skotlandia menjadi situs warisan dunia.

Flow Country terletak di Caithness dan Sutherland di bagian paling utara daratan Inggris dan merupakan kawasan rawa dan kayu liar terluas di dunia. 

Dengan luas 4.000 km persegi, kawasan ini juga merupakan rumah bagi beragam satwa liar, termasuk cerek emas, betis hijau, elang emas, merlin, serta burung hantu bertelinga pendek, serta berang-berang dan tikus air.

Lahannya dilapisi lumut sphagnum yang menutupi lapisan gambut yang kedalamannya bisa mencapai 10 meter. Adapula tanaman lokal termasuk sundew, yang menggunakan tentakel lengketnya untuk memakan serangga. 

Ini adalah habitat yang luar biasa, menjadi subyek permintaan resmi yang dibuat tahun lalu oleh sebuah kemitraan termasuk RSPB, NatureScot dan Dewan Dataran Tinggi agar rawa, kolam, danau dan perbukitan di Flow Country ditetapkan sebagai situs warisan dunia.

Upaya ini dilakukan karena menjadi kepentingan internasional yang luar biasa dan memerlukan perlindungan khusus.

Unesco mengatakan setelah mempertimbangkan lebih dari satu tahun dan siap memberi keputusan resmi mengenai permohonan tersebut dalam beberapa minggu ke depan.

Lahan rawa di Caithness dan Sutherland telah tumbuh dalam waktu yang sangat lama, sejak gletser terakhir menyusut dari utara Skotlandia lebih dari 10.000 tahun yang lalu. 

Selama ini, mereka memainkan peran penting dalam menyimpan karbon. Flow Country mencakup hampir 1 hektare lahan dan menyimpan lebih dari 400 juta ton karbon di rawa-rawa, menurut perhitungan para ilmuwan. 


Wartawan : Hanna Patricia M Lubis

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler