Green News
Krisis Iklim Picu Risiko Kanker Bagi 78 Juta Orang di Bangladesh
Minggu, 21 Januari 2024
Ilustrasi. Krisis iklim meningkatkan risiko kanker bagi 78 juta orang Bangladesh karena kondisi air yang terkontaminasi arsenik. (PEXELS/Sadman Chowdhury).
Denpasar. Krisis iklim meningkatkan risiko kanker bagi puluhan juta orang di Bangladesh. Sebab, penelitian terbaru menyebut air sumur sudah terkontaminasi.
Para ilmuwan mengatakan kenaikan permukaan air laut, banjir yang sulit diprediksi, dan cuaca ekstrem akibat pemanasan global akan mempercepat pelepasan arsenik dalam kadar berbahaya ke dalam air minum penduduk negara tersebut.
Dampaknya, semakin parahnya krisis kesehatan masyarakat yang sudah melanda negara ini, di mana jutaan orang menderita kanker kulit, kandung kemih, termasuk permasalahan paru-paru akibat keracuan arsenik.
“Keracunan arsenik kronis dari air minum adalah masalah nyata. Bukan teori. Saya pernah berjalan ke sebuah desa di mana tidak ada seorang pun yang berusia lebih dari 30 tahun,” ujar Peneliti Utama Dr Seth Frisbie, Profesor Kimia Emeritus di Universitas Norwich, dilansir Guardian, Kamis (18/1).
Sebetulnya, krisis kontaminasi air arsenik bermula pada 1970an, ketika Bangladesh menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian bayi tertinggi di dunia akibat pencemaran air permukaan.
Badan-badan bantuan PBB dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mensponsori besar-besaran program pengeboran sumur untuk menyediakan air bersih demi memenuhi keperluan rumah tangga, irigasi tanaman, dan budidaya ikan.
Sumur-sumur baru ini berhasil mengurangi angka kematian anak-anak dengan membatasi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.
Namun, pada 1990an menjadi jelas bahwa air yang diambil dari batuan sedimen di bawah Bangladesh mengandung arsenik alami tingkat tinggi. Kasus pertama keracunan arsenik kronis dari air sumur di Bangladesh terjadi pada 1993.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkannya sebagai keracunan massal terbesar dalam sejarah.
“Arsenik terbentuk secara alami dan menyapu sedimen dari pengangkatan Himalaya. Jadi, semua sedimen dari lembah sungai Gangga, Brahmaputra, Meghna, Irrawaddy, dan Mekong, kaya akan arsenik alami,” kata Frisbie.
Keracunan arsenik kronis menyebabkan penumpukan arsenik di dalam tubuh penderitanya. Penyakit ini kemudian bermanifestasi melalui keratinisasi kulit.
Proses serupa juga terjadi dalam tubuh dan endapan berkumpul di paru-paru dan organ dalam lainnya, sehingga menyebabkan kanker. “Perkiraan saya saat ini sekitar 78 juta orang Bangladesh terkena penyakit ini. Dan saya yakin 900 ribu orang akan meninggal karena kanker paru-paru dan kandung kemih,” imbuhnya.
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar