Jakarta. Tahukah kamu, Gen Z, bahwa cuaca ekstrem bukan hanya tentang hujan badai dan panas terik? Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat, fenomena alam mengambil bentuk yang lebih dingin, yakni salju atau embun es. 

Ya, kamu tidak salah baca. Bahkan di negeri tropis kita ini, perubahan iklim bisa membuat suhu jatuh ke titik membeku pada musim kemarau.

Peristiwa menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan ini telah menyita perhatian sejak sepekan terakhir. Berawal dari suhu udara yang drastis menurun di kawasan Gunung Gede Pangrango, meninggalkan jejak embun es yang menutupi tanah dan rumput, mengubah pemandangan menjadi layaknya negeri dongeng berlapis salju.

Namun, indahnya pemandangan ini menyimpan risiko. Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo, mengingatkan para pendaki untuk tidak menganggap cuaca ekstrem ini sepele. “Lebih mempersiapkan diri ketika hendak melakukan pendakian karena kondisi cuaca seperti ini bisa memicu hipotermia. Idealnya membawa thermal blanket,” ujar Sapto, seperti dikutip Kompas.com.

Sapto juga menekankan pentingnya membawa perlengkapan seperti sarung tangan, jaket tebal, dan tenda yang layak. “Logistik yang cukup dan kondisi fisik prima adalah kunci,” tambahnya, mengantisipasi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga sepekan ke depan sebelum kembali normal di awal Agustus 2024.

Fenomena ini ternyata bukan hal baru. "Ini memang fenomena tahunan ya ketika kemarau suhu udara di berbagai tempat tropis ini justru turun," imbuh Sapto. Perubahan iklim memang bisa menimbulkan efek yang tak terduga, bahkan di wilayah yang kita kira akan terlindungi dari cuaca ekstrem.

Munculnya embun es di TNGGP ini bahkan telah menjadi viral di media sosial, dengan banyak warganet membagikan pengalaman unik merasakan es alami di ketinggian Gunung Gede Pangrango. Ini menjadi pengingat bagi kita semua, terutama generasi Z yang concern terhadap isu perubahan iklim, polusi udara, dan transisi energi, bahwa alam memiliki cara uniknya sendiri untuk beradaptasi dan berubah.