Green News
Bank Dunia Dikritik, Tak Seia Sekata soal Krisis Iklim dan Peternakan Babi
Dukungan finansial IFC terhadap industri peternakan besar di China dinilai bertentangan dengan tujuan iklim global.
Selasa, 09 April 2024
Ilustrasi. Bank Dunia dikritik setelah mendanai pembangunan menara peternakan babi di China yang dinilai bertentangan dengan tujuan iklim global. (PEXELS/Brett Sayles).
Denpasar. Koalisi kelompok lingkungan hidup dan kesejahteraan hewan mengkritik Bank Dunia. Pasalnya, dukungan keuangan Bank Dunia terhadap pembangunan blok menara peternakan babi di China bertentangan dengan komitmen krisis iklim dan pemanasan global.
Koalisi ini bahkan mendesak Bank Dunia untuk menyetop dukungan finansial bagi operasi peternakan industri skala kakap tersebut. Analisis para aktivis memperkirakan lebih dari US$1,6 miliar disiapkan untuk proyek pertanian dan peternakan industri pada periode 2017-2023.
Peneliti Senior dan Analis Kebijakan di Friends of the Earth AS Kelly McNamara menyebut ada 'ketidaksesuaian' antara komitmen Bank Dunia terhadap krisis iklim, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan hewan, dengan pendanaannya terhadap peternakan.
"Perluasan produksi peternakan skala industri merupakan ancaman terhadap iklim, pembangunan berkelanjutan, dan ketahanan pangan," ujarnya dilansir the Guardian, Minggu (7/4).
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa investasi dalam proyek besar tersebut membuat petani kecil kehilangan bisnisnya dan meningkatkan konsumsi daging, yang memicu pemanasan global.
Diketahui, Bank Dunia melalui International Finance Corporation (IFC) menyepakati pinjaman sebesar US$47,3 juta kepada perusahaan China, Guangxi Yangxiang, yang menyediakan modal untuk empat kompleks industri peternakan babi bertingkat, serta pabrik pakannya.
"Ada keuntungan besar dari pembangunan gedung bertingkat tinggi untuk peternakan (babi) tersebut. Lahannya tidak terlalu luas, tetapi bisa beternak banyak babi di 'hotel babi' karena memiliki 13 lantai," terang manajer perusahaan saat pembangunan awal menara di Gunung Yaji, China Selatan, 2018 silam.
Kepala Penasihat Kebijakan di Compassion in World Farming Peter Stevenson mengaku terkejut dengan perkembangan pembangunan 'hotel babi' yang memiliki ruang terbatas dengan kondisi tandus. "Hal ini tidak hanya berdampak buruk terhadap kesejahteraan hewan, tetapi juga terhadap ketahanan pangan dan lingkungan hidup," ujar Stevenson.
Proyek sejenis lain yang dibiayai oleh IFC, bagian dari Bank Dunia, yakni produksi ayam intensif di India dan Uganda, produksi babi di Ekuador, dan produksi susu di Pakistan. Pada Juni 2022 lalu, IFC juga memberi pinjaman hingga US$200 juta kepada raksasa agrobisnis Louis Dreyfus Company untuk membeli kedelai dan jagung di Brasil.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar