logo loading

Green News

Angka Penggundulan Hutan di Aceh Menurun, Terima Kasih Loh!

Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mengungkap angka deforestasi terus menurun sejak sembilan tahun terakhir.

 Jumat, 08 Maret 2024

Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mengungkap angka deforestasi terus menurun sejak sembilan tahun terakhir. (iStock).


Denpasar. Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mengungkap angka deforestasi atau penggundulan hutan di ujung barat Indonesia menurun terpantau sejak 2015 lalu.

“Kehilangan tutupan hutan mengalami tren positif, menurun dalam sembilan tahun terakhir,” ujar Manages GIS Yayasan HAkA Lukmanul Hakim di Banda Aceh, dilansir Antara, Rabu (6/3).

Secara rinci, ia menyebut, kehilangan tutupan hutan Aceh pada 2015 seluas 21.056 hektare (Ha). Lalu, menjadi 21.060 Ha pada 2016, turun lagi menjadi 17.820 Ha pada 2017, dan 15.071 Ha pada 2018.

Kemudian, pada 2019 menjadi 15.140 Ha, 2020 menjadi 14.759 Ha, dan kembali turun pada 2021 menjadi 9.028 Ha. Sempat naik pada 2022 menjadi 9.384 Ha, namun turun lagi pada 2023 menjadi 8.906 Ha.

“Hasil interpretasi HAkA ini hanya menghitung hutan yang hilang, belum termasuk hutan yang tumbuh kembali,” terang Lukmanul.

Berdasarkan pantauan dan analisis dari citra satelit serta glad alert dari Global Forest Watch, kehilangan tutupan huas seluas 8.906 Ha sepanjang tahun lalu juga terjadi di dalam kawasan ekosistem Leuser (KEL) seluas 4.854 Ha.

Pantauan dan analisis itu juga mengungkap 50 persen aktivitas penggundulan hutan terjadi di area penggunaan lain (APL) seluas 4.422 Ha. Sedangkan sisanya terjadi di dalam kawasan hutan.

Hasil interpretasi HAkA, aktivitas deforestasi dalam kawasan hutan paling tinggi berada di wilayah hutan lindung, yaitu mencapai 1.598 Ha. Selanjutnya di hutan produksi 1.574 Ha, dan 832 Ha di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil.

“Jika dilihat lebih rinci, kegiatan deforestasi paling tinggi pada tahun lalu terjadi di Kabupaten Aceh Selatan, dengan luas hutan yang hilang mencapai 1.854 Ha,” kata Lukmanul.

Pun demikian, persentase tutupan hutan di Aceh masih menjadi yang terbaik di Sumatra dan menduduki peringkat ke-9 di Indonesia pada 2022 lalu. Hal ini dikarenakan luas hutan lahan mineral dan rawa gambut yang tersebar di bagian barat Aceh Selatan.

“Sebanyak 55 persen hutan kita masih luas dibandingkan rata-rata hutan di Indonesia. Luas hutan kita masih di atas rata-rata nasional,” imbuhnya.

Ironisnya, meski tren penggundulan hutan di Aceh menurun, kejadian bencana justru meningkat pada 2023. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana di tanah rencong paling tinggi di Sumatra. Sejak 2019, tercatat 3.814 bencana di Aceh.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler