Green News
Wamen LHK: Air Bisa Picu Perang di Masa Depan
Ketersediaan air dinilai semakin berkurang akibat permasalahan lingkungan.
Senin, 29 April 2024
Ilustrasi. Wamen LHK Alue Dohong menilai air bisa memicu perang di masa depan karena ketersediaannya semakin berkurang akibat masalah lingkungan. (Pixabay).
Denpasar. Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menilai air berpotensi menjadi faktor pemicu perang di masa depan bagi negara-negara di dunia. Sebab, ketersediannya semakin berkurang akibat permasalahan lingkungan.
"Air tawar bisa menjadi faktor perang masa depan. Kita bukan perang karena bahan bakar minyak (BBM) ke depan, tapi perang air," ungkap Alue, dalam Konvensi Badan Kejuruan Lingkungan, dilansir Antara, Sabtu (27/4).
Ketersediaan air bersih menjadi salah satu agenda utama dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang rencananya berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Badung, Bali.
Ia menuturkan ketersediaan semakin berkurang dari waktu ke waktu seperti yang terjadi di Benua Afrika. Tidak tertutup kemungkinan hal serupa terjadi di benua lainnya.
Ketersediaan air bersih dan layak bagi kebutuhan hidup sehari-hari semakin menipis, mengingat lingkungan saat ini didominasi oleh sampah dan bentuk pencemaran lain, baik di sungai, tanah, dan lain-lain.
"Kalau orang mau bertahan hidup, dia harus minum. Jadi, daripada saya mati, saya 'bunuh-bunuhan' saja buat dapat air itu," terang dia.
Hal itu, sambung dia, menjadi tantangan juga bagi insinyur teknik lingkungan untuk dapat mengembangkan pengelolaan air, terutama yang murah bagi masyarakat.
Menurut dia, insinyur memiliki tugas untuk memurnikan sumber-sumber air yang saat ini menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah, sehingga potensi perang air di masa depan tidak terjadi.
"Insinyur bisa mengembangkan pengolahan air murah. Air ini penting. Air, sungai dan tanah sekarang sudah menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah," kata Alue.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar