Green Lifestyle
Wajah Orang Rajin Sarapan Karbohidrat Jadi Lebih ‘Jelek’
Studi di Prancis mengungkap wajah orang yang rajin sarapan dengan karbohidrat olahan jadi lebih jelek ketimbang mereka yang sarapan dengan karbohidrat murni.
Senin, 18 Maret 2024
Ilustrasi. Studi di Prancis mengungkap wajah orang yang rajin sarapan dengan karbohidrat olahan jadi lebih jelek ketimbang mereka yang sarapan dengan karbohidrat murni. (PEXELS/Ash).
Denpasar. Studi di Prancis mengungkap orang yang makan sarapan kaya karbohidrat olahan dinilai kurang menarik atau lebih 'jelek' dibanding mereka yang memulai hari dengan karbohidrat tidak dimurnikan yang lebih sehat.
Para ilmuwan di University of Montpellier percaya perubahan halus dalam daya tarik wajah mungkin didorong oleh perubahan gula darah dan insulin. Perubahan ini dapat memengaruhi penampilan kulit dan memiliki efek jangka panjang pada hormon seks.
“Sungguh mengejutkan untuk dipertimbangkan, tetapi pilihan makanan kita dapat memiliki efek cepat pada penampilan,” ujar Claire Berticat, Ahli Biologi Evolusi dan Penulis pertama studi tersebut, seperti dilansir the Guardian, Jumat (15/3).
“Perubahan fisiologis ini secara halus dapat mengubah fitur wajah, memengaruhi cara orang lain memandang daya tarik,” lanjutnya.
Para peneliti merekrut 52 pria dan 52 wanita berusia 20 hingga 30 tahun. Secara acak, mereka ditugaskan untuk sarapan 500 kalori yang kaya akan karbohidrat olahan.
Sarapan karbohidrat olahan tersebut termasuk baguette Prancis yang terbuat dari tepung giling industri, selai, jus apel atau jeruk, dan the atau kopi dengan gula.
Makanan karbohidrat yang tidak dimurnikan adalah roti gandum utuh dengan mentega dan keju, jeruk atau apel, dan teh atau kopi tanpa gula.
Para ilmuwan mengukur kadar gula darah sukarelawan sebelum dan sesudah makan. Kemudian, foto kepala para peserta diambil dalam kondisi pencahayaan yang terkendali.
Foto-foto itu kemudian diberikan kepada kelompok penilai untuk memperkirakan usia, seberapa maskulin atau feminin, dan seberapa menarik penampilan individu tersebut.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar