logo loading

Green News

Wah, Ada Harapan Tanah Tercemar Bisa Dibersihkan dengan Tanaman

Tanaman semak dan jamur asli California berpotensi digunakan untuk membersihkan tanah yang tercemar logam berbahaya dan petrokimia.

 Selasa, 16 April 2024

Ilustrasi. Peneliti dari Universitas California menemukan tanaman semak dan jamur asli California berpotensi membersihkan tanah yang tercemar. (Pexels/George Becker)


Jakarta. Peneliti dari departemen toksikologi lingkungan di Universitas California, Danielle Stevenson meneliti bagaimana tanaman dan jamur asli California dapat digunakan untuk membersihkan lahan pertanian yang terkontaminasi logam berat berbahaya dan petrokimia. 

Mengutip The Guardian, penelitian dilakukan di bekas lapangan kereta api dekat pusat kota Los Angeles dan melibatkan para sukarelawan. Mereka merawat tanaman semak yang tumbuh di atas tanah dengan kandungan logam berat berbahaya dan petrokimia seperti timbal, kadmium, solar, dan benzena.

Terdapat hampir setengah juta lahan terdaftar yang  kemungkinan tercemar di Amerika Serikat. Sekitar 90.000 lahan di antaranya berada di California saja.

Lahan-lahan tercemar ini biasanya terkonsentrasi di dekat atau di dalam komunitas masyarakat berpenghasilan rendah dan komunitas kulit berwarna. Tinggal di dekat lahan tercemar dapat menimbulkan dampak kesehatan, termasuk meningkatnya kemungkinan terkena kanker.

Penelitian yang dilakukan Stevenson mencoba untuk mencari cara membersihkan lahan yang terkontamina dengan menggunakan tanaman semak asli California bersama dengan jamur simbiotik di petak-petak di tiga lokasi yang terkontaminasi. Ketika tanaman tersebut tumbuh subur selama satu tahun, tim mempelajari seberapa efektif tanaman tersebut dapat menyedot kontaminan ke dalam akar, pucuk, dan daun. Stevenson mengistilahkan tanaman-tanaman tersebut sebagai penyedot debu bertenaga surya.

Kabar baiknya, Stevenson menemukan penurunan yang signifikan pada logam berat seperti timbal, arsenik, dan tembaga di ketiga lokasi tersebut. Meski demikian, temuan ini masih bersifat awal dan diperlukan lebih banyak penelitian sebelum prosesnya dapat dipahami sepenuhnya, apalagi diadopsi secara luas. 

 


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler