logo loading

Green News

Waduh, Inggris Terancam Kekurangan Air di Musim Panas

Bahkan, ada risiko larangan menggunakan pipa air jika musim panas terlalu kering.

 Rabu, 03 April 2024

Ilustrasi. Para ilmuwan memperingatkan Inggris berisiko mengalami kekurangan air di musim panas. (PEXELS/Ian Turnell).


Denpasar. Para ilmuwan memperingatkan Inggris berisiko mengalami kekurangan air di musim panas. Bahkan, ada risiko larangan penggunaan pipa air jika musim panas nanti terlalu kering.

Para ilmuwan menilai kondisi ini dikarenakan Inggris tidak menyimpan air dengan baik. Tidak ada waduk besar yang dibangun dalam tiga dekade terakhir. Sungai direkayasa untuk mengalirkan air dengan cepat, sehingga air mengalir ke kota-kota besar.

Pada musim dingin, aliran air tersebut tidak disimpan dengan baik, sehingga kerap mengakibatkan banjir. Tetapi saat musim panas terkendala kekurangan air.

Tidak cuma itu, banyak lahan basah dikeringkan dan dijadikan lahan pertanian atau pembangunan. Badan Lingkungan Hidup memperkirakan kekurangan air akan terjadi semakin besar pada tahun-tahun mendatang.

Diperkirakan, kondisi itu berpotensi mengakibatkan defisit hampir 5 miliar liter air per hari pada 2050 nanti.

Potensi kekurangan air tersebut bisa membengkak seiring dengan tidak ada tindakan, rancangan pemerintah menghadapi kondisi tersebut. Jika kekurangan air terjadi, maka pasokan untuk publik akan diprioritaskan. Hal ini tentu mengancam sektor bisnis.

Ahli Hidrologi di Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris (UKCEH) Jamie Hannaford menyebut padahal Inggris mencatat rekor 18 bulan terbasah sejak 1980 silam. Curah hujan saat itu setidaknya dua kali lipat rata-rata pada Februari di Inggris tengah dan selatan.

“Tetapi, di wilayah dataran tinggi bagian utara dan barat, persediaan waduk dan aliran sungai habis dengan cepat selama musim panas dan kering di musim semi. Bahkan, di musim dingin yang basah sekalipun seperti yang terjadi pada kekeringan 2010 silam,” ujarnya dilansir the Guardian, Senin (1/4).

Hannah Cloake, Pakar Air di University of Reading menuturkan Inggris perlu menyadari bahwa infrastruktur air sedang rusak dan butuh investasi miliaran poundsterling untuk membenahinya. “Penyimpanan air tidak diolah di negara ini. Tidak ada waduk dibangun selama 30 tahun terakhir,” katanya.

“Padahal, kebutuhan air meningkat, terutama di musim panas, seiring bertambahnya populasi dan semakin banyak orang yang menikmati fasilitas air, kolam dayung, serta mesin cuci listrik,” tandasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler