Denpasar. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut tinggi permukaan laut di Indonesia diperkirakan naik 0,8-12 centimeter (cm) per tahun dikarenakan dampak perubahan iklim.

"Ini signifikan karena berdampak pada hilangnya beberapa pulau kecil di wilayah Indonesia atau daerah kota di pesisir," ujar Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Klimatologi Pusat Litbang BMKG Donaldi Permana, dilansir Antara, Kamis (18/4).

Donaldi menyebut situasi secara nasional yang terdampak akibat perubahan iklim, yaitu meningkatknya suhu 0,45 hingga 0,75 derajat celcius. Selain itu, diperkirakan 5,8 juta km persegi wilayah perairan Indonesia berbahaya dari kapal nelayan, khususnya berukuran kurang dari 10 gross tonage (GT).

Selanjutnya, sebanyak 18 ribu km garis pantai diperkirakan masuk kategori rentan akibat perubahan iklim, dengan perubahan curah hujan sekitar 75 milimeter per bulan. Sementara, suhu rata-rata global juga meningkat selama 10 tahun terakhir, yakni 2014-2023 mencapai 1,20 plus minus 0,12 derajat celcius di atas periode 1850-1900.

Peningkatan suhu, lanjut Donaldi, mengakibatkan pemanasan global terutama akibat tingginya konsentrasi karbon dioksida (CO2) karena konsumsi energi fosil di antaranya batu bara dan minyak bumi yang masif.

Selain itu juga deforestasi yang salah satunya untuk pembukaan lahan karena dikaitkan dengan tingginya kebutuhan setelah pertumbuhan penduduk di dunia. Suhu yang naik itulah yang ikut membuat pencairan es di kutub utara dan selatan.

Selanjutnya, mendorong kenaikan permukaan air laut secara global mencapai sekitar 4,72 milimeter per tahun pada periode Januari 2013-Desember 2022.

"Yang terdampak lebih awal kenaikan tinggi muka laut adalah negara di wilayah iklim tropis dibanding negara di belahan bumi utara dan selatan," tandasnya.