logo loading

Green News

Studi: Cuaca Panas Ekstrem Bikin Kematian Kardiovaskular Naik Dua Kali Lipat

Kecepatan kenaikan emisi gas rumah kaca yang terjadi saat ini menyebabkan cuaca panas ekstrem.

 Jumat, 10 November 2023

Studi mengungkap kematian dari penyakit kardiovaskular meningkat akibat cuaca panas ekstrem. Foto ilustrasi: Pexels/Shvets.


Denpasar. Studi terbaru mengungkapkan cuaca panas ekstrem membuat kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat pada tahun 2036. Bahkan, risiko kematian yang disebabkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah itu meningkat dua kali lipat dengan kecepatan kenaikan emisi gas rumah kaca yang terjadi saat ini.

Studi menyebut jika undang-undang yang lebih ketat untuk mengatur emisi gas rumah kaca tidak disahkan, kematian karena penyakit kardiovaskular akibat cuaca panas ekstrem akan meningkat. Risko besar terutama bagi warga kulit hitam dan Warga Amerika yang sudah rentan dan terpapar risiko besar. Demikian menurut pemberitaan Forbes.com, Jumat (10/11).

Hitung-hitungan studi tersebut, kematian akibat penyakit kardiovaskular yang dipicu cuaca panas ekstrem meningkat hingga 233%. The Federal Emergency Management Agency mendefinisikan cuaca panas ekstrem, yaitu kelembapan tinggi dengan suhu lebih dari 90 derajat fahrenheit atau di atas 32,22 celcius selama 2-3 hari berturut-turut.

Risiko kematian akibat cuaca panas ekstrem pada orang lanjut usia (lansia) berusia 65 tahun ke atas diperkirakan meningkat 2,9%-3,5% lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang belum lansia. Sementara, risiko kematian orang dewasa berkulit hitam diperkirakan meningkat 3,8%-4,6% lebih tinggi dibandingkan orang dewasa berkulit putih.

Hal itu dikarenakan cuaca panas ekstrem dan dehidrasi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk menjaga tubuh tetap dingin, sehingga terjadi komplikasi kesehatan.

Para peneliti merekomendasikan undang-undang yang lebih tegas untuk mengatur emisi gas rumah kaca demi mengurangi jumlah orang yang terdampak cuaca panas ekstrem.

"Sebab, dalam skenario moderat dalam penelitian ini pun, emisi gas rumah kaca akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan sebelum upaya mengurangi emisi," imbuh Robert Brook, salah satu penulis dalam studi tersebut sekaligus Direktur Eksekutif Pencegahan Penyakit Kardiovaskular di Wayne State University School of Medicine.

Berdasarkan penelitian itu, sambung Brook, terdapat kematian akibat penyakit kardiovaskular yang dipicu cuaca panas ekstrem pada 2008 dan 2019 lalu. Jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 4.320 kasus pada 2036 dan 2065 mendatang.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler