logo loading

Green News

Status Gorontalo Waspada Banjir Maut, Akibat Perubahan Iklim?

Bencana banjir Gorontola akibat perubahan iklim?

 Sabtu, 13 Juli 2024

Provinsi Gorontalo telah berstatus tanggap darurat banjir (Antara/Irawati Ambo)


Jakarta. Bencana banjir di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, terus meluas. Banjir besar terjadi sejak Rabu (10/7) kemarin. Pejabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin sejak Kamis (11/7) menetapkan Provinsi Gorontalo tanggap darurat banjir seiring bencana banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Gorontalo.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo Mahmud Baderan mengatakan banjir terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat dengan ketinggian air mencapai di atas 50 sentimeter.

Banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto.

"Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," jelas Mahmud, seperti dikutip Antara.

Data sementara Pemerintah Kabupaten Gorontalo menunjukkan 1.668 warga Kecamatan Tilango dari lima desa mengungsi. 

Sementara itu di Kabupaten Gorontalo, banjir yang terjadi di Kecamatan Tilango, Telaga Jaya, Limboto, Tabongo dan Batudaa berdampak terhadap 2.316 kepala keluarga, 7.888 jiwa dan 2.033 unit rumah.

Perubahan iklim dapat memengaruhi intensitas dan frekuensi hujan. Kenaikan suhu permukaan laut sebagai dampak perubahan iklim meningkatkan jumlah air yang menguap ke udara sehingga menghasilkan presipitasi yang lebih intens dan berujung pada hujan lebat atau cuaca ekstrem.


Wartawan : Dessy Rosalina

Penulis : Dessy Rosalina

Komentar

Terpopuler