logo loading

Green News

Sabah Malaysia Dilanda Kekeringan

Sabah mengalami kekeringan parah akibat El Nino.

 Jumat, 29 Maret 2024

Ilustrasi. Sabah, Malaysia, mengalami kekeringan akibat El Nino dan efek triple-dip La Nina yang melanda Asia Tenggara tiga tahun lalu. (PEXELS/Nadzrin).


Mataram. Sabah, Malaysia, mengalami kekeringan akibat El Nino yang diperburuk oleh infrastruktur yang mengalami penuaan. Kekeringan parah yang terjadi merupakan efek dari 'triple-dip' La Nina yang melanda kawasan Asia tenggara tiga tahun lalu.

“La Nina yang mengalami triple-dip mengakibatkan peningkatan risiko banjir dan cuaca ekstrem karena berlangsung begitu lama,” kata Ahli Meteorologi dan Iklim di Universitas Malaya Sheeba Chenoli kepada media lokal SCMP, Selasa (26/3).

Triple-dip La Nina mengacu pada pola iklim ekstrem berlawanan. Tiga tahun lalu, Malaysia mengalami curah hujan tinggi yang ekstrem akibat La Nina, sehingga El Nino yang melanda tahun ini memberikan efek cuaca ekstrim yang berlawanan, yakni kekeringan.

“Meskipun sulit untuk mengkategorikannya sebagai kondisi normal baru, terdapat semakin banyak bukti bahwa perubahan iklim secara signifikan mempengaruhi karakteristik kejadian ekstrem," tambah Chenoli.

Salah satu distrik di Sabah yang mengalami kondisi terparah ialah Distrik Papar. Sebanyak 150.000 jiwa yang mendiami distrik tersebut kekurangan pasokan air bersih, sehingga harus menunggu kiriman truk tangki air.

Pemerintah setempat mengumumkan keadaan darurat di Papar pada 13 Maret, yang mewajibkan rumah sakit, tempat ibadah, panti jompo, dan sekolah diprioritaskan karena mereka berupaya mendapatkan air dari distrik lain untuk memenuhi kebutuhan perumahan.

Infrastruktur pengairan yang tua membuat penduduk Distrik Papar mengalami penjatahan air di tengah kekeringan yang melanda. Bisnis dan usaha penduduk seperti pertanian dan katering yang memerlukan pasokan air terpaksa tutup lantaran masyarakat hanya bergantung pada pasokan air dari tangki kiriman.

“Mereka mengirimkan air sepanjang waktu ke masyarakat di desa-desa. Merekalah pahlawannya sekarang,” ujar Eddy, 44, salah satu penduduk yang berprofesi sebagai juru masak.

Pemerintah Malaysia memprediksi musim hujan tahun ini akan berlangsung pada April dan Mei mendatang. Namun, cuaca ekstrem yang membawa petir dan badai pada musim hujan itu akan kembali memanas pada Juni hingga September.

Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan kepada parlemen bahwa seseorang telah meninggal karena sengatan panas bulan lalu di Pahang, Semenanjung Malaysia.

Kawasan Asia Tenggara yang mengalami dampak langsung cuaca ekstrem akibat El Nino dan La Nina didiami oleh 600 juta orang, termasuk di dalamnya penduduk Indonesia.

Tahun lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, Organisasi Meteorologi Dunia mengkonfirmasi dalam sebuah laporan yang dirilis pekan lalu, dengan rata-rata suhu global di dekat permukaan mencapai 1,45 derajat Celcius (2,61 derajat Fahrenheit) di atas suhu dasar pra-industri.

“Belum pernah kita sedekat ini, walaupun hanya sementara, pada batas bawah 1,5 derajat Celcius sesuai Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim,” tukas Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo dalam sebuah pernyataan.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025