logo loading

Green News

Restorasi Gambut Bisa Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 172 Juta Ton CO2

 Senin, 05 Februari 2024

Ilustrasi. Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengungkap restorasi lahan gambut berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 172 juta ton CO2 per tahun. (PEXEL/Tom Fisk).


Jakarta. Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengungkapkan restorasi lahan gambat berpotensi mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 172 juta ton CO2 (karbon dioksida) per tahun.

Karenanya, Manajer Senior Karbon Kehutanan dan Perubahan Iklim YKAN Nisa Novita mengajak semua pihak untuk membangkitkan semangat kolaborasi bersama guna menjaga dan mengupayakan restorasi lahan basah, termasuk lahan gambut, demi kelestarian Indonesia.

Opsi area untuk restorasi berdasarkan tiga variabel utama, yakni luas jaringan kanal, area bekas kebakaran, dan lahan yang berstatus kritis. Adapaun isu besar yang perlu diperhatikan dalam penilaian dan evaluasi risiko restorasi lahan, yaitu permasalahan teknis, manajemen, dan sosial.

“Temuan ini menunjukkan pelaku restorasi gambut perlu serius menyoroti masalah teknis, seperti kejadian kebakaran, termasuk ketinggian muka air pada musim kemarau dan hujan,” ujarnya dilansir Antara, Minggu (4/2).

Di konteks manajemen, lanjut dia, pelaku restorasi harus berkolaborasi menyelaraskan program yang saling berhubungan, termasuk ketiadaan program restorasi gambut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Hal ini juga harus menjadi perhatian supaya restorasi berjalan berkesinambungan. Restorasi gambut perlu dikerjakan bersama lintas sektor dan lintas wilayah,” terang Nisa.

Sebab, kesuksesan restorasi gambut dapat mempercepat tercapainya target komitmen iklim Indonesia yang termuat dalam dokumen kontribusi yang ditetapkan secara nasional (Nationally Determined Contribution/NDC), khususnya pada sektor hutan dan penggunaan lahan lainnya.


Wartawan : Akshara Abraham

Komentar

Terpopuler