logo loading

Green Culture

Perusahaan yang Abaikan Risiko Iklim Kena Karma Nih, Dipandang Rendah Investor

Investor memberi penilaian rendah perusahaan yang mengambil risiko iklim.

 Minggu, 07 April 2024

Ilustrasi. Perusahaan yang berani mengambil risiko iklim mendapatkan penilaian rendah dari investor yang berdampak pada finansial perusahaan. (PEXELS/Energepic).


Denpasar. Penelitian Fakultas Bisnis Universitas Florida Warrington dan Asosiasi Emerson-Merrill Lynch menyebut pasar merespons perusahaan yang proaktif mengambil peran dalam upaya memerangi krisis iklim dengan perusahaan yang relatif abai terhadap risiko iklim. Responsnya terkait dukungan investor yang berdampak pada finansial.

Penelitian yang dilakukan terhadap 5.000 perusahaan publik di Amerika Serikat (AS) itu mengungkap bahwa investor 'menghukum' perusahaan yang nekat mengambil risiko iklim dengan penilaian rendah.

"Perhatian investor terhadap perubahan iklim telah meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki eksposur tinggi terhadap risiko transisi energi tampak terkena dampak buruk pasar," ujar Qing Li, Asisten Profesor Klinis di Universitas Florida Warrington, dilansir earth.com, Jumat (5/4).

Sebaliknya, perusahaan yang proaktif menyesuaikan model bisnis dan memitigasi dampak iklim justru mendapat penilaian baik investor. "Perusahaan yang menunjukkan respons nyata mendapat imbalan dari pasar" terang Yuehua Tang, Profesor di Asosiasi Emerson-Merrill Lynch.

Memang, lebih lanjut Tang menyebut perusahaan-perusahaan yang proaktif pada isu-isu iklim harus berinvestasi pada solusi-solusi berkelanjutan dan teknologi ramah lingkungan yang tentu saja tidak murah.

Namun, perusahaan-perusahaan tersebut lebih 'tahan banting' ketika menghadapi risiko iklim. Sementara, perusahaan-perusahaan yang pasif seringkali terpaksa memangkas anggaran penelitian dan pengembangan serta lapangan kerja ketika terjadi risiko iklim.

Risiko iklim yang dimaksudkan, antara lain angin topan, kebakaran hutan, hingga risiko transisi energi dan upaya pengurangan emisi karbon. Karenanya, tanggung jawab perusahaan lebih dari sekadar kepatuhan terhadap peraturan. Tetapi juga, upaya menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dan inovasi teknologi ramah lingkungan.

Menurut Tang, dengan mengintegrasikan keberlanjutan dalam operasi inti mereka, perusahaan dapat mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi sumber daya, serta meningkatkan reputasi brand/merek mereka.

Praktik berkelanjutan juga diterima oleh konsumen yang sadar lingkungan, yang semakin memprioritaskan produk dan layanan ramah lingkungan.

Melibatkan karyawan dalam inisiatif keberlanjutan juga diyakini dapat menumbuhkan budaya pengelolaan lingkungan dalam organisasi.

"Perusahaan mempunyai kekuatan untuk menginspirasi perubahan di seluruh industri. Saat perusahaan mengambil langkah berani untuk mengatasi perubahan iklim, mereka menjadi preseden yang bisa diikuti perusahaan lain," tandasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar


kamu setuju pejabat pakai jet pribadi?

1-30 September