logo loading

Green News

Perubahan Iklim dan El Nino Diprediksi Pecahkan Rekor Suhu pada Musim Panas Ini

Studi menunjukkan bahwa musim panas tahun ini memecahkan rekor suhu terpanas berkat El Nino.

 Selasa, 30 April 2024

Ilustrasi. Studi yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan Amerika Serikat itu menggarisbawahi dampak cuaca panas yang bakal tereskalasi lantaran tingkat kelembapan yang tidak mendukung.


Mataram. Studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley (UCB) menunjukkan bahwa musim panas tahun ini memecahkan rekor suhu terpanas berkat El Nino. Profesor William Boos dari UCB menekankan pentingnya mendinginkan dan menghidrasi tubuh agar tidak tumbang saat musim panas nanti.

“Jika Anda tidak dapat mendinginkan tubuh hingga di bawah 98,6°F, atau 37°C, maka Anda akan mati,” ujar Boos yang terlibat dalam studi tersebut, Selasa (23/4), seperti dikutip dari Earth.com.

Studi yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan Amerika Serikat itu menggarisbawahi dampak cuaca panas yang bakal tereskalasi lantaran tingkat kelembapan yang tidak mendukung. Masyarakat mungkin akan mengeluarkan lebih banyak keringat yang membuat risiko dehidrasi meningkat.

“Keringat adalah cara utama kita mendinginkan diri saat cuaca panas. Jadi jika berkeringat tidak memungkinkan Anda untuk mendinginkan diri di bawah suhu inti tubuh, itulah batas kemampuan bertahan hidup,” kata Boos yang juga seorang profesor ilmu bumi dan planet UC Berkeley.

El Nino merupakan pola cuaca alami yang terjadi di Samudera Pasifik. Dampaknya adalah meningkatnya penguapan yang membuat udara menghangat dan lembab di atmosfer. Saat udara hangat ini turun kembali ke permukaan bumi di musim panas, musim tersebut menjadi musim panas yang lembab dan panjang.

“Saat El Niño terjadi, atmosfer bagian atas menjadi lebih hangat, yang berarti aliran udara ke bawah tidak akan sedingin itu. Jadi permukaan Anda secara keseluruhan akan berpindah ke kandungan panas dan kelembaban yang lebih tinggi.”

Sebaran panas dari El Nino tidak merata. India, sebagian besar Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Australia, dan bahkan Florida dan Texas berisiko lebih besar terkena sengatan tropis ketimbang wilayah lain di dunia pada tahun ini.

Tim ilmuwan UC Berkeley menggunakan alat yang diklaim ampuh memprediksi cuaca berikut pola dan kelembabannya. Alat ini juga memperhitungkan data historis cuaca dalam 45 tahun terakhir dan dampak El Nino serta pemanasan global.

Pendekatan ini mengungkapkan bahwa peluang suhu panas tahun ini memecahkan rekor mencapai 70%.“Saya pikir ini memberikan standar yang cukup bagus untuk model superkomputer yang memprediksi iklim dalam skala waktu musiman,” kata Boos.

Baca juga:
suhu-panas-cetak-rekor-tertinggi/738" target="_self" title="Eropa ‘Terpanggang’, Suhu Panas Cetak Rekor Tertinggi">Eropa ‘Terpanggang’, Suhu Panas Cetak Rekor Tertinggi


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler