logo loading

Green News

Perputaran Ekonomi dari World Water Forum ke-10 di Bali Diprediksi Tembus Rp 1,5 T

Rp 500 miliar diperkirakan spending delegasi dan Rp 1 triliun dari lain-lainnya.

 Jumat, 24 Mei 2024

Menparekraf memperkirakan dampak ekonomi dari belanja delegasi dan peserta di World Water Forum ke-10 di Bali mencapai Rp 1,5 triliun. (Media Center WWF 2024/Wahdi Septiawan).


Denpasar. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memastikan perhelatan World Water Forum ke-10 di Bali yang masih berlangsung hingga esok hari, Sabtu (25/5), akan membawa dampak ekonomi besar terhadap Pulau Dewata.

Sedikitnya 50 ribu delegasi dan peserta datang ke Bali untuk menghadiri WWF 2024. "Dari jumlah spending per delegasi yang mengau event sejenis itu sekitar Rp 34 juta," ujarnya lewat keterangan resmi dilansir Media Center WWF 2024.

"Oleh karena itu, kami bisa memprediksi lebih dari Rp 500 miliar belanja langsung bagi ekonomi Bali dan Indonesia dari World Water Forum ini," terang dia.

Namun, Sandiaga mengungkapkan, dalam perhitungan perputaran ekonomi secara keseluruhan akan mencapai Rp 1,5 triliun. "Mengingat, delegasi tak datang sendirian, serta masih ada perputaran ekonomi yang dapat dilihat," jelasnya.

Dampak lebih besar, yaitu kepemimpinan Indonesia di dunia internasional dalam mendorong pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

"Nanti akan dilanjutkan dengan sekitar 100-200 proyek dan kami menghitung bisa memberikan dampak ke investasi turunan dan lanjutan selama 5-10 tahun ke depan sekitar Rp 120 triliun," imbuhnya.

Sandiaga menambahkan dalam sebulan terakhir, pencarian World Water Forum meningkat signifikan dengan lebih dari 1.800 pencarian harian, terdiri dari 45% dari luar negeri dan sepekan terakhir ada 190 berita global dan nasional mengenai WWF 2024.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menuturkan pelaksanaan WWF 2024 berdampak pada geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Hal itu terlihat dari sektor akomodasi di mana tingkat okupansi hotel di Bali, khususnya di Nusa Dua, sangat tinggi. Setidaknya, okupansi hotel di tempat konferensi berlangsung menyentuh 100 persen dan berdampak ke luar kawasan, seperti Jimbaran, Kuta, Sanur.

"MICE internasional akan memberi dampak besar. Hal ini juga berdampak lebih luas ke pelaku usaha lainnya, seperti restoran. Tentunya, menjadi berkah bagi Bali," katanya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler