Green Lifestyle
Oasis di Gurun Terancam Tangan Manusia ‘Serakah’
Penelitian menyebut terjadi desertifikasi yang sebagian besar bukan fenomena alami. Melainkan hasil intervensi manusia.
Senin, 29 April 2024
Ilustrasi. Penelitian menyebut terjadi desertifikasi yang sebagian besar bukan fenomena alami. Melainkan hasil intervensi manusia. (PEXELS/Daniel Akashi).
Denpasar. Penelitian terbaru menyebut oasis di gurun terancam tangan manusia ‘serakah’. Selama berabad-abad, para pelancong padang pasir mengandalkan oasis sebagai tempat perlindungan yang memberikan kehidupan.
Pasalnya, kawasan-kawasan hijau tersebut juga menopang warga setempat dan menggerakkan roda ekonomi. Namun, oasis tengah di bawah tekanan.
Penelitian mengungkap keseimbangan rapuh antara campur tangan manusia dan kekuatan alam, seperti desertifikasi yang membentuk nasib ekosistem vital ini.
Baca juga:
Jerman hingga Afsel Usul Miliarder Bayar Pajak 2% untuk Perangi Kemiskinan dan Krisis Iklim
Di satu sisi, antara 1995 dan 2020, total luas oasis di seluruh dunia meningkat sebanyak 85 ribu mil persegi, yang merupakan pencapaian luar biasa. Di sisi lain, sebagian besar ekspansi bukanlah fenomena alami, tetapi hasil dari intervensi manusia yang disengaja.
Misalnya, pemerintah dan entitas swasta memulai proyek ambisius untuk mengalihkan air dari sungai, danau, atau menggali sumur dalam untuk mengakses air tanah. Air tersebut kemudian dialirkan ke wilayah gurun, mengubahnya menjadi oasis buatan.
Tujuan utama dari banyak oasis buatan adalah untuk mendukung pertanian di area yang tandus. Hal ini melibatkan penanaman tanaman yang mungkin tidak secara alami cocok untuk lingkungan kering, mengakibatkan permintaan air yang tinggi.
Dalam beberapa kasus, oasis buatan diciptakan untuk mendukung pertumbuhan perkotaan atau pengembangan industri di daerah gurun. Proyek-proyek ini kerap membutuhkan sumber daya air yang besar dan berkelanjutan.
Namun, masalah krusial dengan ekspansi oasis buatan terletak pada potensi ketidakberlanjutannya. Proyek-proyek ini sering kali bergantung pada sumber air yang terbatas atau terlalu banyak dieksploitasi.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar