Green Indonesia
Misi Utama Paus Kunjungi Indonesia: Ingatkan Bahaya Ancaman Iklim
Salah satu misi Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dan negara ASEAN lainnya adalah mendesak aksi global perubahan iklim.
Rabu, 04 September 2024
Paus Fransiskus akan menggelar misa akbar di GBK pada Kamis (5/9).
Jakarta. Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada Selasa (2/9) dan akan menggelar misa akbar di Gelora Bung Karno pada Kamis (5/9). Paus juga akan menjadi pembicara dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF).
Kunjungan Paus ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungannya ke negara Asia Tenggara. Kepala Negara Vatikan ini akan berkunjung ke Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura.
Ada sejumlah misi penting yang diibawa paus dalam perjalanan paling panjang yang pernah dilakukan pria 88 tahun ini. Salah satu yang penting adalah mendesak aksi global terhadap perubahan iklim.
Mengutip Reuters, Paus mendorong keras perjanjian iklim Paris 2015. Para bawahannya mengatakan, Paus ingin kembali menyerukan bahaya dunia yang memanas dengan cepat dan pentingnya menolong mereka yang rentan.
Di negara-negara Asia Tenggara yang dikunjunginya dalam lawatan ini, bahaya perubahan iklim mencakup naiknya permukaan laut dan gelombang panas serta topan yang semakin parah dan tidak dapat diprediksi.
Indonesia misalnya, dampak perubahan iklim semakin terasa nyata. Tak hanya penurunan permukaan tanah, beberapa bencana seperti banjir, banjir bandang, hingga longsor beberapa kali terjadi tahun ini.
Kondisi kenaikan permukaan air laut juga di alami Singapura. Negeri jiran ini juga sempat mennghadapi fenomena cuaca panas ekstrem. Bencana juga tak luput terjadi di Papua Nugini dan Timor Leste akibat perubahan iklim.
Bencana longsor pada Mei lalu menyebabkan ribuan orang meninggal dunia di Papua Nugini. Timor Leste juga sempat mengalami sejumlah bencana mulai dari banjir, kekeringan, hingga siklon.
Paus dijadwalkan untuk menghadiri lebih dari 40 acara selama perjalanan ini. Beberapa pengamat mengatakan bahwa, di luar rencana perjalanannya yang spesifik, ia ingin menunjukkan bahwa ia masih mampu memimpin Gereja yang beranggotakan 1,4 miliar orang meskipun usianya sudah tua dan kesehatannya memburuk.
Wartawan : Asmaraloka Amerta
Penulis : Asmaraloka Amerta
Komentar