Green Culture
Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, Kekurangan dan Kelebihannya
Rabu, 07 Februari 2024
Ilustrasi. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai teknologi pengolahan pemanfaatan sampah menjadi energi memiliki kelebihan dan kekurangan. (PEXELS/Tom Fisk).
Denpasar. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau yang disingkat PLTSa adalah teknologi pengolahan pemanfaatan sampah untuk menghasilkan energi Listrik. Prinsipnya, dalam PLTSa proses dilakukan dengan melalui pembakaran langsung dan tidak langsung atau melalui konversi.
Dalam rangka mengurangi volume sampah di Indonesia, pemerintah telah berupaya untuk membangun pilot project PLTSa di berbagai kota-kota besar.
Dari total 12 listrik-tenaga-sampah">pembangkit listrik tenaga sampah yang dipersiapkan di sejumlah kota besar, empat di antaranya telah siap beroperasi, yakni PLTSa DKI Jakarta, PLTSa Bekasi, PLTSa Solo, dan PLTSa Surabaya.
Baca juga:
listrik" target="_self" title="5 Peralatan Rumah Tangga yang Banyak ‘Jajan’ Listrik">5 Peralatan Rumah Tangga yang Banyak ‘Jajan’ Listrik
PLTSa ini mendapatkan respons baik mulai dari aktivis lingkungan hingga investor. Di Indonesia PLTSa menggunakan sistem Thermal.
Dikutip dari jurnal ‘Analisis Ketahanan Energi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Metode Landfill dan Thermal di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang” berikut proses PLTSa dari sistem tersebut:
-Sampah yang masuk mendapatkan pemilahan sampah terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan ke dalam bunker dan ke system feeding untuk dibakar di tungku.
-Hasil pembakaran berupa uap steam boiler akan menggerakkan turbin steam generator yang membangkitkan listrik.
-Pada saat bersamaan, sisa pembakaran berupa abu /residu dan gas buang, dapat dimanfaatkan dan dikendalikan agar pembuangan melalui cerobong asap pembuangan dapat di minimalisir.
-Menggunakan bahan baku sampah 100 ton per hari dengan nilai kalori 1.500 kkal/kilogram. Pembakaran di dalam tungku pada suhu lebih dari 8.000 oC, tanpa bahan bakar tambahan.
Operasional dengan kapasitas penuh menghasilkan listrik 731,3 kW. Listrik digunakan untuk keperluan internal PLTSa, sekitar 350 kW yang menghasilkan steam sebanyak 8 ton per jam.
Dilansir dari Universal Eco, kelebihan dari PLTSa, antara lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, krisis Listrik juga dapat diatasi dengan PLTSa sehingga masyarakat sekitar TPA dapat menggunakan listrik dengan gratis.
Namun, kekurangan dari penggunaan PLTSa, yaitu kerena PLTSa menghasilkan limbah padat berbahaya (slag), membutuhkan modal yang besar dalam instalasinya.
Maka, pengolahan sampah menjadi energi listrik melalui PLTSa tidak boleh berhenti sampai di situ. Harus tetap ditangani dengan serius terhadap sisa pembakaran yang mengandung limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Baca juga:
Manfaat Memilah Sampah
Wartawan : Hanna Patricia M Lubis
Komentar