Green News
Kurangi Limbah Fesyen, Produsen AS Diusulkan Ganti Label Jadi Barcode
Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki Amerika Serikat (AAFA) mengusulkan penggunaan label QR atau URL untuk mengurangi limbah fesyen.
Kamis, 02 November 2023
Produsen pakaian dan alas kaki AS (AAFA) mengusulkan penggantian label pakaian menjadi barcode elektronik guna mengurangi limbah fesyen. Foto: Pexels/Karolina Ostrzolek.
Denpasar. American Apparel and Footwear Association (AAFA) atau Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki Amerika Serikat (AS) meminta Komisi Perdagangan Federal (FTC) untuk menghilangkan label pada pakaian guna mengurangi limbah fesyen. Sebagai gantinya, AAFA mengusulkan penggunaan QR atau URL untuk kebutuhan informasi produk.
QR atau URL itu bisa dicetak di bagian dalam pakaian atau menggunakan teknologi menanam chip pada kain yang digunakan untuk produk fesyen. Selain mengurangi limbah fesyen, teknologi ini juga diyakini dapat memberikan informasi lebih banyak ketimbang informasi yang dibagikan dalam label pakaian.
Selama ini, label pakaian memuat informasi terbatas pada pembuatan produk, asal produk dan ukuran. Tak terkecuali, komposisi bahan yang digunakan.
Mengutip Forbes.com, Kamis (2/11), AAFA menilai teknologi label pakaian secara elektronik dapat memberikan informasi lebih banyak dari yang sekadar dibagikan selama ini. AAFA juga menilai penyampaian informasi pakaian secara elektronik dapat mengurangi limbah fesyen.
CEO Chloe Ricardo Bellini mengatakan salah satu tantangan di masa depan adalah untuk mengurangi limbah fesyen, seperti label pakaian.
AAFA meyakini label pakaian secara elektronik akan bermanfaat untuk verifikasi keaslian produk.
Bikin Gatal
CEO AAFA Stephen Lamar menyebut konsumen kerap menggunting label pakaian di bagian dalam belakang baju mereka demi kenyamanan. Menurut dia, konsumen berpendapat bahwa label pakaian mengganggu dan memberikan sensasi gatal.
Lamar optimistis label pakaian elektronik akan diminati banyak negara. Namun, inovasi ini tidak bisa dijalankan AS sendirian. Karenanya, ia mengusulkan sejumlah organisasi di luar AS juga menandatangani surat usulan kebijakan untuk menghilangkan label pakaian karena sejalan dengan keberlanjutan untuk mengurangi limbah fesyen.
Sejauh ini, Lamar menuturkan, surat usulan AAFA sudah ditandatangani oleh 130 organisasi di AS dan di luar negeri. "Tidak ada seorang pun yang menentang rencana kebijakan membuat label pakaian elektronik," imbuh Lamar.
"Ini adalah terobosan baru dalam hal aksesibilitas, kenyamanan dan keberlanjutan," lanjut Lamar.
Selain itu, produsen juga dapat menambahkan lebih banyak informasi pada label pakaian elektronik, seperti informasi merek dan negara asal pembuatan, di mana diproduksi, dan kapan produk tersebut terjual. Manfaat lain tentang pengurangan limbah fesyen tadi.
Informasi tersebut akan mengubah peta bisnis penjualan pakaian bekas atau palsu. Sembari mengurangi limbah fesyen, penyematan label pakaian elektronik juga bisa mengurangi risiko penipuan dan mengurangi biaya yang selama ini menjadi salah satu hambatan terbesar produsen dalam mengantongi keuntungan.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar