logo loading

Green News

Kota-kota di Spanyol Diserang Lalat, Gegara Perubahan Iklim Kah?

Tomino jadi salah satu kota yang mencatat lonjakan populasi lalat.

 Jumat, 24 Mei 2024

Kota-kota di Spanyol diserang lalat. Lonjakan populasi lalat ini disebut-sebut sebagai imbas perubahan iklim. (PEXELS/Matt A).


Mataram. Tomiño, kota di Provinsi Pontevedra, Galicia, merupakan salah satu wilayah di Spanyol yang mengalami lonjakan populasi lalat. Fenomena ini dianggap sebagai imbas perubahan iklim.

"Meskipun lalat tidak menyebarkan penyakit, tetapi mereka memperburuk kesehatan psikologis orang-orang yang terkena dampak wabah hama (lalat)," ungkap Wali Kota Tomino, Sandra Gonzalez, dilansir euronews.com, Kamis (16/5).

Serangan lalat tak hanya terjadi di Tomino. Laporan Federasi Kota dan Provinsi Galicia atas nama dewan kota di Galicia menyatakan 20 wilayah di Pontevedra, Lugo, A Coruña, dan Ourense mengalami ledakan jumlah lalat.

Dampak Perubahan Iklim?

Lalat-lalat yang mencari makanan dan tertarik pada bau dari rumah-rumah penduduk dituding sebagai dampak perubahan iklim. Penelitian yang dilakukan di Tomiño oleh kelompok peneliti dari Universitas Vigo menunjukkan selain perubahan iklim, praktik pertanian yang buruk dapat menjadi faktor yang mendorong peningkatan jumlah lalat.

"Hujan deras diikuti cuaca panas dan kelembapan tinggi. Dikombinasikan dengan bahan organik, seperti pupuk yang membusuk di ladang menciptakan lingkungan yang sempurna bagi lalat untuk bertelur dan larvanya menetas dan tumbuh dengan cepat," tulis penelitian tersebut.

Di Tomino saat ini lahan pertanian tengah dipupuk untuk meningkatkan produksi pangan. Menurut warga, pupuk disemprotkan langsung ke tanah dan disimpan selama berminggu-minggu, sehingga menjadi tempat berkembang biaknya lalat.

Selain itu, tahun ini musim dingin di Spanyol terasa lebih hangat. Padahal, lalat tidak dapat berkembang biak jika musim dingin di bawah nol derajat, namun tahun ini terjadi pengecualian yang membuat lalat dapat berkembang biak sepanjang tahun.

"Meskipun terjadi peningkatan jumlah lalat yang tidak proporsional, hal ini tidak dapat disebut sebagai wabah. Namun, di kota-kota seperti Tomiño, serangga ditemukan dalam beberapa kasus dalam kepadatan yang benar-benar tidak dapat ditoleransi," ujar para ilmuwan seraya menyarankan penelitian lebih lanjut jika serangan lalat tak kunjung surut.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler