Green Lifestyle
Konsumen Zaman Now Lebih Jeli Belanja Produk Ramah Lingkungan
Konsumen kini cenderung memilih produk yang ramah lingkungan, di samping kualitas dan harga yang terjangkau. Apa kamu termasuk?
Senin, 04 Maret 2024
Ilustrasi. Konsumen kini mulai menyadari pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan (Pexels/Andrea Piacquadio)
Mataram. Berbagai penelitian di seluruh dunia membuktikan bahwa perilaku konsumen saat ini telah bergeser. Konsumen cenderung memilih produk yang ramah lingkungan, di samping kualitas dan harga yang terjangkau.
Survei yang dilakukan McKinsey & Co mengungkapkan bahwa 66% responden dan 75% generasi milenial mempertimbangkan aspek keberlanjutan saat membeli produk. Pergeseran perilaku konsumen ini telah meningkatkan preferensi terhadap merek-merek yang selaras dengan nilai-nilai dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Dengan semakin banyaknya konsumen yang bersedia membayar ekstra untuk produk ramah lingkungan, memperkuat kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan komitmen mereka terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab,” kata Jessica Long, direktur pelaksana strategi dan keberlanjutan di Accenture seperti dikutip dari Business News Daily, Kamis (29/2).
Kendati begitu, riset yang dilakukan oleh Accenture menyebutkan bahwa 89% konsumen masih mendahulukan faktor harga yang terjangkau. Selain itu, 84% menyebut kualitas barang sebagai motivasi utama bagi mereka dalam memilih barang yang mereka beli.
Dampak lingkungan memperoleh persentase sebesar 37%, sedikit dibawah faktor kesehatan dan keselamatan.
Menurut Long, temuan ini cukup menarik lantaran menggambarkan adanya kesenjangan antara sikap yang positif terhadap produk yang ramah lingkungan dengan pembelian aktual yang tetap mempertimbangkan harga dan kualitas barang. Padahal, produk ramah lingkungan biasanya membutuhkan biaya tambahan guna mengeliminasi dampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya.
“Perusahaan di berbagai industri sudah mulai memimpin dengan tujuan tertentu, termasuk memanfaatkan ekonomi sirkular sebagai peluang yang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan dan ketangkasan kompetitif," lanjut Long.
Penulis senior insider Andre Martins menyebutkan bahwa konsumen mulai menyadari pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan. Tak hanya menguntungkan lingkungan, pergeseran perilaku konsumen ini juga membuka lapangan kerja baru di industri daur ulang.
Pejabat American Chemistry Council (ACC) mengestimasikan penambahan 38.500 lapangan kerja baru dengan memperluas penggunaan pirolisis dan teknologi daur ulang plastik canggih lainnya.
Peluang penambahan nilai keekonomian dari aktivitas daur ulang juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Martins mengungkap bahwa di Inggris, pasar produk-produk ini bernilai £41 miliar atau sekitar Rp 748,2 triliun pada 2019. Sementara di India, penjualan produk organik dan berkelanjutan telah meningkat sebesar 13% sejak tahun 2018.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Komentar