logo loading

Green Culture

Kenaikan Suhu di Jakarta dan Surabaya Termasuk yang Tertinggi di Dunia

BMKG mengingatkan bahwa peningkatan suhu wilayah perkotaan di Indonesia masuk yang tertinggi dalam perhitungan nilai Land Surface Temperature (LST) global.

 Selasa, 30 April 2024

Ilustrasi. Efek kenaikan suhu cukup kuat dirasakan di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Medan, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Bandung.


Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, kenaikan suhu wilayah perkotaan di Indonesia masuk yang paling tinggi dalam perhitungan nilai Land Surface Temperature (LST) global. Jakarta, Bandung, dan Surabaya termasuk 20 kota dengan kenaikan suhu tertinggi. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati  menerangkan, suhu perkotaan yang disebut Urban Heat Island/UHI merupakan fenomena alam berupa tingginya temperatur daerah perkotaan dibandingkan pedesaan. Fenomena ini, menurut dia, dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca. Selain itu, perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun juga memperparah terjadinya UHI.

BMKG mencatat, dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, efek UHI relatif cukup kuat dirasakan di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Medan, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Bandung. Kota-kota itu termasuk dalam 20 persen kota dengan nilai Land Surface Temperature (LST) terbesar itu.

Bila merujuk dalam banyak penelitian Kota Semarang mencatatkan nilai LST tertinggi yakni mencapai 39,4 celcius pada tahun 2019 dan Kota Surabaya pada tahun 2021 menunjukkan nilai LST tertinggi di Kota Surabaya mencapai 38,5 celcius.

Dwikorita menerangkan. tidak menutup kemungkinan dalam waktu ke depan peningkatan itu akan terus terjadi bila tidak dikendalikan bahkan dalam hal ini Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental.

Meski tidak ditemukan di Indonesia  WMO mencatat rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave extream yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa pada 2023. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat celcius di atas zaman pra industri.

Angka itu nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 celcius.

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut mengungkapkan bahwa rekor iklim global yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata.

Maka dari itu, BMKG mengingatkan sudah saatnya dilakukan langkah atau gerak bersama tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh komponen masyarakat untuk memitigasi faktor pemicu peningkatan suhu tersebut.


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar