Green News
Kenaikan Suhu Bisa Bikin Tanah Australia Jadi Penghasil Emisi Karbon
Jika dibiarkan, kondisi ini akan memperburuk krisis iklim akibat pemanasan global.
Jumat, 05 April 2024
Penelitian menunjukkan dampak kenaikan suhu pada kandungan tanah di Australia bisa menjadi penghasil emisi karbon. (PEXELS/Jan Kroon).
Mataram. Penelitian Curtin University menunjukkan dampak kenaikan suhu pada kandungan dalam tanah di Australia yang berpeluang mejadi penghasil emisi karbon. Apabila dibiarkan kondisi ini akan memperburuk krisis iklim akibat pemanasan global.
Metode pertanian yang lebih baik diperlukan untuk menjaga kualitas tanah di Australia. “Tanah pertanian dapat terus menyimpan karbon, setiap keuntungan dan manfaat kemungkinan akan berkurang pada 2045 dan memburuk seiring waktu, jika bumi terus memanas pada laju saat ini,” ungkap Professor Raphael Viscarra Rossel dari Curtin University dilansir earth.com, Senin (1/4).
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa tanah yang sehat berperan menyimpan karbon dalam jumlah besar dari atmosfer lewat aktivitas tanaman. Kemampuan ini membuat tanah berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Baca juga:
Para Ilmuwan Pakai AI Bikin Bir Lebih Enak
Ketika suhu meningkat, kemampuan tanah untuk menahan karbon berkurang. Bahkan, mulai melepaskan karbon yang tersimpan kembali ke atmosfer. Jika ini terjadi, Australia sebagai benua dengan luasan tanah mencapai 7,69 juta km2 malah berpotensi menjadi penyumbang emisi yang signifikan.
Saat ini, wilayah pesisir dan padang gembala di Australia diperkirakan menyimpan 70% cadangan karbon tanah di negara kangguru tersebut. Jika kondisi tanah dibiarkan memburuk akibat aktivitas pertanian yang kurang baik, emisi tanah sendiri dapat menyumbang 14% dari total emisi Australia pada 2045.
“Jika emisi terus berlanjut pada tingkat saat ini, suhu bumi diperkirakan mencapai 2 derajat di atas suhu pra-industri pada abad ini, yang akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan dan berpotensi menimbulkan dampak bencana bagi planet ini," ujar Rossel.
Solusi atas persoalan emisi tanah ini melibatkan upaya pengelolaan lahan berkelanjutan yang melibatkan industri pertanian dan peternakan di Australia. Para peneliti menyarankan secara khusus untuk merevitalisasi praktek penggembalaan di lahan penggembalaan dengan mengatur intensitas dan waktu penggembalaan.
"Dengan mengatur intensitas dan waktu penggembalaan, kita dapat mendorong pertumbuhan vegetasi yang dapat menangkap lebih banyak CO2 dari atmosfer," pungkas para peneliti.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar