logo loading

Green Lifestyle

Kain Marmer, Inovasi Fesyen Daur Ulang Besutan Adriebasuki

Adrie Basuki sukses mengembangkan kain handmade daur ulang kain marmer

 Minggu, 18 Agustus 2024

Adrie Basuki sukses mengembangkan kain handmade daur ulang kain marmer (dok. Adriebasuki)


Bandung. Hai GenZ! Apakah kamu termasuk orang yang selalu up to date tentang fesyen dan suka tampil stylish? Jika iya, kamu harus tahu bahwa sekitar 1,92 juta ton limbah tekstil dihasilkan tiap tahun akibat dari produksi tren fast fashion, mengutip data dari laman earth.org.

Nah, seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan, berbagai merek fesyen dunia mulai berbenah mengadopsi proses produksi yang lebih berkelanjutan. Adriebasuki, merek pakaian asal Indonesia, termasuk yang telah mengambil langkah berkelanjutan.

Berawal dari ketertarikan Adrie Basuki terhadap dunia fesyen yang terinspirasi ibunya, ia membawa kain wastra Indonesia yaitu lurik, serta penggunaan kain sulam, sejak tahun 2018.

Dua tahun kemudian, di tahun 2020 Adrie Basuki memantapkan hati untuk beralih fokus menjadi fesyen keberlanjutan dengan mengembangkan kain handmade daur ulang bernama kain marmer. Inisiatif ini membawa merek adriebasuki memenangkan Lomba Perancang Mode dalam Jakarta Fashion Week 2021 dengan kreasi kain marmer tersebut.

“Dalam proses pembuatan pola pakaian, banyak sisa kain yang terbuang begitu saja. Dari situ saya tergugah untuk mengembangkan kain marmer, yang memungkinkan kami untuk mengoptimalkan penggunaan kain wastra dan kain biasa. Saya mengolahnya menjadi produk handmade daur ulang yang bernilai lebih," kata Adrie Basuki dalam wawancara dengan Mediahijau.com, baru-baru ini.

Kain perca atau kain sisa yang digunakan dalam pembuatan pakaian dikumpulkan secara langsung karena sebagian besar berasal dari sisa produksi merek adriebasuki. Selain itu, ada pula sumbangan dari para klien hingga perusahaan yang bergerak di bidang tekstil.

Adrie mengungkapkan, proses untuk menghasilkan kain marmer memakan waktu panjang. Kain marmer akan siap digunakan setelah melalui lima hingga tujuh kali proses produksi. Proses panjang dan detail inilah yang menjadikan koleksi fesyen merek adriebasuki berbeda dengan kain pabrikan yang diproduksi massal.

Selain aktif mengedukasi konsumen bersama pelaku fesyen lainnya, Adrie juga terus berinovasi dengan kain handmade daur ulang tersebut agar selalu bisa memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam bentuk pakaian, merchandise hingga home living.

“Rencana kami adalah untuk bisa lebih memperkenalkan kain marmer sebagai kain handmade daur ulang asli Indonesia yang tidak hanya mengolah kain tidak terpakai, tetapi juga tetap memberdayakan pengrajin, khususnya perempuan,” ujar Adrie.

Di masa depan, Adrie bertekad untuk terus berinovasi dan mempertahankan sentuhan tangan sebagai keunikan kain daur ulang khas merek adriebasuki. 


Wartawan : Difta Ramadhanie

Penulis : Akshara Abraham

Komentar


Lagi ngetren, pernah dengar istilah green jobs?

1-31 Desember 2024