Jakarta. Kabar segar untuk Gen Z. Calon pemimpin baru Indonesia memberi sinyal komitmen lebih serius untuk menangani perubahan iklim. Kantor Staf Kepresidenan bersama Tim Ekonomi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, mengatakan sedang merumuskan pembentukan badan pengendalian perubahan iklim. 

“Saran saya bentuk dulu satuan tugas (satgas) dalam rangka merumuskan badannya secara struktural, ini untuk memudahkan transisi pembentukan badan nantinya,” ujar Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam Rapat Koordinasi Terkait Transisi Menuju Ekonomi Hijau dan Kebijakan Nilai Ekonomi Karbon, dikutip dar Antara, Kamis (15/8).

Moeldoko mengatakan, satgas tersebut bertanggung jawab memperlancar transisi kebijakan pengendalian karbon, memastikan langkah Indonesia dalam menyikapi dampak perubahan iklim lebih terstruktur dan berkelanjutan. Apalagi, beberapa tahun terakhir dampak perubahan iklim seperti cuaca ekstrem, longsor dan banjir makin sering terjadi.

Moeldoko menjelaskan Indonesia memiliki tantangan pembiayaan dalam rangka memenuhi target penurunan emisi pada 2030.

Menurutnya, potensi perdagangan karbon di Indonesia sangat besar karena memiliki kekayaan alam. Misalnya saja kehadiranhutan tropis serta keanekaragaman hayati laut dan pesisir (blue carbon) berupa mangrove serta lahan gambut yang dapat menjadi sumber penyerapan karbon dan sangat penting dalam mengatasi krisis iklim.

Peran Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim ditargetkan tidak hanya sebagai partisipan tapi bisa juga sebagai pemimpin di dunia, terutama melalui mekanisme perdagangan karbon bilateral dan bursa karbon.