Green Lifestyle
Jangan Minder Dijuluki Bison, Manfaatnya Serap Karbon 2 Juta Mobil Loh!
Kehadiran bison juga membantu mengurangi dampak terburuk krisis iklim.
Minggu, 19 Mei 2024
Kawanan bison di Pegunungan Tarcu di Rumania membantu mengurangi dampak krisis iklim dengan menyerap emisi karbon (CO2). (PEXELS/Chait Goli).
Denpasar. Kalau kamu dijuluki bison, berbangga lah! Pasalnya, sekelompok bison 170 ekor membantu penyerapan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan hampir 2 juta mobil selama setahun.
Peneliti mengungkap kawanan bison yang dilepasliarkan di Pegunungan Tarcu di Rumania menunjukkan hewan-hewan tersebut telah membantu mengurangi dampak terburuk krisis iklim.
Bison Eropa dilepasliarkan oleh Rewilidng Europe dan WWF Rumania pada 2014 silam. Sejak saat itu, lebih dari 100 ekor bison berkembang biak menjadi 170 ekor dan menjadi hewan yang berkeliaran bebas terbesar di Eropa. Populasinya saat ini bahkan diprediksi mencapai 350-450 ekor.
Para ilmuwan di Yale School of Environment dan didanai oleh Global Rewilding Alliance mengungkap hal tersebut. Kehadiran bison berhasil menyimpan CO2 di tanah melalui interaksi mereka dalam ekosistem sekitar.
Kawanan bison tersebut berkeliaran di padang rumput seluas 50 kilometer persegi di Pegunungan Tarcu dan menangkap karbon yang dihasilkan 1,88 juta mobil per tahun, hampir 9,8 kali lebih banyak dibandingkan tanpa kehadiran mereka.
Oswald Schmitz dari Yale School of Environment di Connecticut, AS, mengatakan bison memengaruhi ekosistem padang rumput dan hutan sekitar. "Mereka mendaur ulang nutrisi untuk menyuburkan tanah dan seluruh kehidupannya, menyebarkan benih, memadatkan tanah untuk mencegah pelepasan karbon," ujarnya dilansir earth.com, Kamis (16/5).
"Hewan-hewan ini berevolusi selama jutaan tahun. Kehilangan mereka telah menyebabkan pelepasan karbon dalam jumlah besar. Memulihkan ekosistem dapat mengembalikan keseimbangannya dan bison telah membangun kembali. Mereka menjadi pahlawan iklim yang membantu mencapai ini," lanjut Schmitz.
Baca juga:
Nyamuk Beranak Pinak Akibat Perubahan Iklim
Alexander Lees, Pemerhati Keanekaragaman Hayati di Manchester Metropolitan University menyebut penelitian ini menjadi alasan meyakinkan untuk reintroduksi bison Eropa sebagai solusi iklim berbasis alam, yang memiliki manfaat tambahan besar bagi konservasi keanekaragaman hayati.
Namun, lebih banyak penelitian di lapangan diyakini akan membantu validasi model dan pemahaman tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan agar manfaat bison dapat diperoleh. "Studi ini memperkuat bahwa mamalia besar memiliki peran penting dalam siklus karbon," katanya.
Direktur Praktik Kebijakan Sains di Global Rewilding Alliance Magnus Sylven menuturkan penelitian ini juga membuka jalan pilihan baru bagi para pembuat kebijakan iklim dunia. Sebab hingga saat ini, perlindungan dan restorasi alam sebagian besar dinilai sebagai tantangan dan biaya yang harus dihadapi bersamaan dengan darurat iklim.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa kita dapat mengatasi kedua tantangan tersebut, yaitu memulihkan alam melalui pembangunan kembali, dan hal ini akan mengurangi sejumlah besar karbon, sehingga mampu membantu menstabilkan iklim global," tandasnya.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar