Green News
Indonesia Kuasai 40 Persen Cadangan Panas Bumi di Dunia Loh!
Selasa, 16 Januari 2024
Ilustrasi. Lembaga riset independen Traction Energy Asia menyebut Indonesia menguasai 40 persen cadangan panas bumi di dunia. (PEXELS/Kindel Media).
Denpasar. Traction Energy Asia (TEA), lembaga riset independen, mengungkapkan Indonesia memiliki potensi cadangan panas bumi sebanyak 40 persen dari geotermal dunia. Selain panas bumi, energi terbarukan lain yang telah dimanfaatkan, yaitu tenaga surya dan hidro.
“Potensi energi bersih yang dimiliki Indonesia sebesar 3.687 gigawatt (GW). Namun, yang baru dimanfaatkan hanya 12,6 GW atau 0,3 persen dari total potensinya,” kata Direktur Eksekutif TEA Tommy Pratama dilansir Antara, Senin (15/1).
Menurut dia, dengan kekayaan alam yang ada, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam transisi energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ini artinya selain mengurangi ketergantungan terhadap energi kotor, Indonesia bisa mengelola sumber daya energi bersih untuk mempertahankan hidup orang banyak.
Saat ini, Tommy melanjutkan, ada enam energi terbarukan di Indonesia yang bisa dioptimalkan. Pertama, geotermal. Dalam hal kapasitas terpasang energi panas bumi, Indonesia bisa menjadi negara kedua penghasil geotermal setelah Amerika Serikat.
Sebagai pembangkit listrik, perkiraan sumber daya dan cadangannya sebesar 28 ribu MW. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, potensi sumber daya panas bumi terkini mencapai 25.600 MW.
Kedua, energi surya. Indonesia disebut menjadi negara dengan serapan tenaga surya terbesar di ASEAN. Dengan potensi energi surya tertinggi berada di Nusa Tenggara Barat dan Papua. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga dinilai cocok jadi sumber listrik wilayah pedesaan.
Ketiga, energi hidro. Sebagai pembangkit listrik, energi hidro bahkan memiliki potensi lebih besar dibandingkan energi panas bumi. Diperkirakan potensinya mencapai 75 ribu MW.
Saat ini, energi hidro menjadi sumber energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia. Dengan total kapasitas terpasang 6.000 MW.
Keempat, gelombang laut. Potensi pembangkitan energi gelombang di perairan Indonesia cukup besar. Percobaan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTGL-SB) horizontal oleh Zamrisyaf, pemilik paten, mampu menghasilkan listrik hingga 3 kW untuk penerangan 20 rumah.
Kelima, aliran laut pasang surut ditambah arus laut. Penyimpanan arus pasang surut energi hidrokinetik, dengan menggunakan sistem pendulum (PLTGL-SB) dapat diubah secara vertikal menjadi tenaga listrik. Hal ini bergantung pada kepadatan fluida, penampang aliran, dan kecepatan aliran.
Pembangkit listrik swasta berbasis laut atau Tidal Bridge Indonesia akan menjadi proyek PLTGL pertama di Indonesia dan terbesar di dunia dengan potensi 20 MW.
Keenam, panas laut, yang memanfaatkan energi laut dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Penelitian tersebut dilakukan di 17 lokasi seberang Indonesia, mulai dari pesisir barat Sumatra, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali, dan Nusa Tenggara Tengah.
Diperkirakan, potensi energinya mencapai 41 GW, yang selain menghasilkan listrik, proses OTEC juga menghasilkan air murni dari penguapan air laut.
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar