Green News
Efek Krisis Iklim, Banjir Spanyol Seperti Tsunami
Banjir besar Spanyol telah menewaskan setidaknya 95 orang
Kamis, 31 Oktober 2024
Banjir besar Spanyol telah menewaskan setidaknya 95 orang (dok.AP)
Jakarta. Spanyol mengalami bencana banjir terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Data terakhir, setidaknya 95 orang tewas. Puluhan korban dilaporkan hilang setelah hujan deras melanda provinsi Valencia dan sekitarnya.
Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus meningkat. Di Valencia, tercatat 92 kematian. Angka ini mencatatkan sebagai bencana banjir terburuk sejak tahun 1973 di Spanyol.
Di kota kecil Chiva, curah hujan selama 8 jam terjadi, setara dengan jumlah curah hujan satu tahun. Masyarakat Valencia menceritakan pengalaman mencekam saat melawan arus banjir.
"Air mengalir deras di jalan raya seperti tsunami," ujar Guillermo Serrano Pérez, penduduk Paiporta, dekat Valencia, mengutip BBC. Banjir deras memaksa Guillermo dan orang tuanya meninggalkan mobil dan memanjat jembatan untuk bertahan hidup.
Lebih dari 1.000 tentara dikerahkan dalam upaya penyelamatan meski cuaca ekstrem masih terjadi. Selain korban tewas, banjir bandang pada hari Selasa (29/10) telah menghancurkan jembatan dan bangunan.
Krisis iklim menjadi sorotan utama karena suhu panas dan perubahan iklim berperan dalam memperparah bencana banjir. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyatakan masa berkabung nasional selama tiga hari.
Bencana ini diperkirakan akibat fenomena alam “gota fria” yang biasanya melanda Spanyol saat musim gugur dan dingin. Tapi, peningkatan suhu panas karena perubahan iklim membuat awan mengandung lebih banyak hujan sehingga curah hujan lebih tinggi.
“Bencana banjir ini jelas diperburuk oleh perubahan iklim,” ungkap Dr. Friederike Otto dari Imperial College London.
Wartawan : Akshara Abraham
Penulis : Akshara Abraham
1-31 Desember 2024
Komentar