logo loading

Green News

Dunia Masih Jorjoran Subsidi Energi Fosil, Nilainya Tembus Rp 100 Triliun

Menurut data IMF, Nilai subsidi bahan bakar fosil di seluruh dunia mencapai US$ 7 triliun atau Rp 109 triliun pada 2022.

 Rabu, 28 Februari 2024

Ilustrasi. Wilayah Asia Timur dan Pasifik menjadi penyumbang setengah dari subsidi energi fosil global. (Pexels/Pixabay)


Jakarta. Subsidi bahan bakar fosil secara global terus meningkat. International Monetary Fund mencatat, nilainya subsidi bahan bakar fosil di seluruh dunia mencapai US$ 7 triliun atau Rp 109 triliun pada 2022.

Subsidi bahan bakar fosil tersebut setara 7,1% Produk Domestik Bruto (PDB) global. Nilai subsidi ini naik dibandingkan 2021 yang mencapai US$ 5,9 miliar dan US$ 5 miliar pada 2020.

Menurut IMF, setengah dari subsidi energi fosil dunia digunakan untuk menekan tarif BBM, 30% untuk batu bara, dan 20% untuk gas alam. Subsidi energi fosil menjadi penyebab 60% polusi udara secara lokal dan pemanasan global

Wilayah Asia Timur dan Pasifik menjadi penyumbang setengah dari subsidi energi fosil global. China adalah negara yang memberikan subsidi bahan bakar terbesar, diikuti oleh Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan India.

IMF mengingatkan pentingnya upaya untuk merformasi sepenuhnya harga bahan bakar fosil dengan menghapus subsidi dan memberlakukan pajak korektif seperti pajak karbon. Langkah-langkah tersebut dapat mengurangi emisi karbon hingga 43%. Hal ini sejalan dengan upaya menjaga pemanasan global tetap ‘jauh di bawah’ 2oC dan menuju 1,5oC.

"Reformasi harga bahan bakar secara penuh juga akan meningkatkan pendapatan yang besar, senilai sekitar 3,6 persen PDB global," kata IMF dalam laporannya, dikutip Senin (26/2). 

Menurut IMF, pendapatan ini kemudian dapat digunakan untuk memotong pajak yang lebih memberatkan seperti pajak tenaga kerja, membantu keberlanjutan utang, atau mendanai investasi produktif. Reformasi harga bahan bakar juga akan mencegah sekitar 1,6 juta kematian dini per tahun akibat polusi udara lokal pada tahun 2030.


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler