Green News
Duh, Air Danau Kelimutu Berubah Warna
Badan Geologi menyebut perubahan warna air danau dan kawah karena naiknya fluida magmatik ke permukaan.
Minggu, 09 Juni 2024
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut ada perubahan signifikan pada warna air danau Kelimutu dan sebaran belerang pada kawah gunung. (iStock).
Denpasar. Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut ada perubahan signifikan pada warna air danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Termasuk, sebaran belerang pada kawah Gunung Kelimutu.
"Dari pemantauan visual dan instrumental, ada perubahan signifikan, baik dari perubahan warna air danau kawah I maupun kenampakan dan sebaran belerang di permukaan air danau kawah II yang hampir merata di bagian tepi permukaannya," tutur Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu Irwan Ka Uman, dilansir Antara, Jumat (7/6).
Berdasarkan hasil pengamatan visual, kata dia, terjadi pelarutan batuan pada kawah I dan naiknya fluida magmatik ke permukaan, yang ditunjukkan dari sebaran belerang di permukaan danau kawah.
Lalu, perluasan sebaran endapan belerang di permukaan air danau kawah II menunjukkan peningkatan aktivitas sistem magmatik-hidrotermal yang ada di bawahnya.
Selain perubahan warna air danau kawah, sebaran belerang yang intensif didukung oleh peningkatan kegempaan yang mengindikasikan terjadinya suplai magma ke permukaan.
Irwan menegaskan potensi ancaman bahaya Gunung Kelimutu adalah erupsi freatik dan magmatik yang menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter.
"Hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin," ungkapnya.
Dengan potensi bahaya itu, Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas gunung api pada level II atau waspada.
Masyarakat dan pengunjung direkomendasikan agar tidak berada di sekitar area kawah dalam radius 250 meter dari tepi kawah. "Masyarakat juga diimbau tetap tenang," imbuh Irwan.
Sekadar informasi, Gunung Kelimutu merupakan gunung api tipe strato yang memiliki tiga danau kawah, yaitu kawah I (Tiwu Ata Polo), kawah II (Tiwu Koofai Nuwamuri), dan kawah III (Tiwu Ata Bupu).
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar