logo loading

Green News

Desa-desa yang ‘Terabaikan’ di Hong Kong Direklamasi Secara Alami

 Senin, 26 Februari 2024

Ilustrasi.


Denpasar. Hong Kong dikenal sebagai salah satu kota terpadat dunia yang dipenuhi gedung pencakar langit dan lalu lintas yang macet. Namun, di salah satu ujung wilayahnya tak jauh dari pusat kota, ada sebuah desa yang kini tersulap menjadi hutan rimbun. 

Desa-desa yang 'terabaikan' itu tereklamasi secara alami karena sudah ditinggalkan penduduknya selama berpuluh-puluh tahun. Fenomena yang mencolok dan agak menakutkan ini menimbulkan kontras yang tajam dengan reputasi Hong Kong. 

Fotografer Stefan Irvine mendedikasikan dirinya untuk mendokumentasikan desa-desa yang terlupakan ini. "Ada perasaan melankolis ketika Anda berjalan di antara sisa-sisa kehidupan orang, sebuah perasaan tentang betapa singkatnya segala sesuatu," ujar Irvine dilansir CNN Style, Kamis (22/2)..

Gambar-gambarnya menawarkan sekilas pedih ke masa lalu pedesaan Hong Kong, yang kini perlahan memudar menjadi ketidakjelasan.

Kemunduran desa-desa ini terkait langsung dengan modernisasi Hong Kong yang cepat. Saat kota berkembang, generasi muda meninggalkan rumah leluhur mereka untuk mencari peluang di perkotaan.

Tanpa penduduk yang mengurusnya, desa-desa itu runtuh seiring berjalannya waktu, terserap ke dalam lanskap sekitarnya.

"Ketika Anda memasuki beberapa rumah ini, Anda dapat menemukan kalender lama, perabotan, dan peralatan memasak yang masih utuh," jelas Irvine.

Artefak-artefak yang terlupakan ini seperti kapsul waktu, menawarkan hubungan nyata dengan cara hidup yang hampir seluruhnya hilang.

Meskipun membangkitkan rasa kehilangan, desa-desa yang direklamasi ini memiliki keindahan yang tak terbantahkan. Garis-garis keras bangunan yang runtuh dilunakkan oleh tanaman hijau yang semarak, dan satwa liar telah menemukan habitat baru di tengah-tengah reruntuhan.

Perpaduan unik antara pembusukan dan peremajaan ini menarik para pejalan kaki dan fotografer.

Irvine melihat ruang-ruang ini lebih dari sekadar peluang foto. "Tempat-tempat ini adalah bukti ketahanan alam dan pengingat bahwa tidak ada yang bertahan selamanya," imbuhnya.

Saat Hong Kong melanjutkan perkembangannya yang pesat, desa-desa yang ditinggalkan berfungsi sebagai gema spektral dari era lampau. Keindahan mereka yang menghantui dan ditumbuhi tanaman berbicara tentang siklus kehidupan yang tak terhindarkan dan kekuatan tenang dari reklamasi alam.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Komentar

Terpopuler