logo loading

Green News

Deforestasi Ubah Perilaku Monyet, Tak Mau Main dan Lebih Pendiam

Penelitian mengungkap monyet mengubah perilaku mereka seiring dengan deforestasi hutan. Tujuannya, demi bertahan hidup.

 Minggu, 17 Maret 2024

Ilustrasi. Penelitian mengungkap monyet mengubah perilaku mereka seiring dengan deforestasi hutan. Tujuannya, demi bertahan hidup. (PEXELS/Italo Crespi).


Denpasar. Perilaku monyet yang dikenal sebagai satwa dengan tingkat sosial tinggi dan aktif berubah, seiring dengan tren penggundulan hutan (deforestasi). Bukan saja karena habitatnya terganggu, monyet mengubah perilaku sosialnya demi bertahap hidup.

Melalui penelitian, Ahli Primata di Universitas Toronto Mississauga mengatakan tren yang bisa diamati pada primata di seluruh dunia ketika hutan mereka ditebang ialah populasinya menurun.

Sebab, seperti halnya manusia, monyet merupakan makhluk sosial yang menganggap interaksi penting untuk kelangsungan hidup, pembelajaran, serta struktur sosial. Nah, perubahan lingkungan tentu berdampak pada interaksi ini.

Mengutip earth.com, Jumat (15/3), penelitian dilakukan di Stasiun Penelitian Biologi La Suerte, Kosta Rika, periode 2017-2023. Penelitian melibatkan tiga jenis monyet, yakni monyet laba-laba, monyet capuchin, dan monyet howler.

Monyet laba-laba yang tinggal di tepi hutan, misalnya, lebih jarang bermain dan merawat satu sama lain ketimbang mereka yang bermukim di dalam hutan. Hal ini dikarenakan monyet tidak merasa aman atau nyaman bersosialisasi di tepian hutan.

Peneliti menyebut kemungkinan monyet laba-laba menghemat energi di daerah yang lebih ‘keras’ dan khawatir lebih banyak bahaya di sekitarnya, seperti hewan predator atau bahkan manusia.

Sementara, monyet capuchin yang berwajah putih berupaya berperilaku tidak menarik perhatian, jarang berkelahi atau mengeluarkan suara keras saat tinggal di sepanjang tepi hutan. Mereka bersikap lebih tenang dan tidak terlalu agresif.

“Sebab, jika mereka berada di area dengan pepohonan lebih kecil dan jarang (tidak lebat), maka predator akan lebih mudah melihatnya. Mereka sangat rentan. Jadi, masuk akal jika monyet capuchin menghindari ‘dimangsa’,” terang Bolt.

Tak jauh berbeda dengan dua jenis sebelumnya, monyet howler yang banyak memakan daun-daunan dikhawatirkan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat atau mengalami kerusakan parah.

“Ini bisa menjadi kekhawatiran jangka panjang bagi monyet howler. Mereka mungkin hanya mampu hidup dengan satu cara dan kemudian bertahan hingga tiba-tiba mati, karena tidak mampu mengatasinya,” imbuh Bolt.

Penelitian ini, ia menambahkan, membantu manusia memahami seberapa baik monyet bisa menghadapi perubahan. Pengetahuan ini juga membantu kelangsungan hidup mereka. “Jadi, lebih memahami cara melestarikan mereka,” tandasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025