logo loading

Green News

Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Ada Potensi Jakarta Banjir Besar Seperti Tahun 2020

Ada potensi masuknya seruak dingin ke Indonesia yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem dan memicu banjir di Jakarta seperti tahun 2020.

 Selasa, 10 Desember 2024

Kondisi bendungan Katulampa saat banjir awal tahun 2020.


Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan, potensi masuknya seruak dingin dari dataran tinggi Siberia ke Indonesia yang dapat meningkatkan curah hujan ekstrem selama momentum Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Seruak dingin ini berpotensi menyebabkan banjir besar di Jakarta, seperti yang pernah terjadi pada 2020. 

"Saat (seruak dingin) landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip kalau skenario terburuk, doa kami Insya Allah tidak akan buruk, meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada pekan lalu, seperti dikutip dari Antara.

BMKG memprediksi dampak dari masuknya seruak dingin itu ke Indonesia adalah peningkatan curah hujan dan kecepatan angin pada 20–29 Desember 2024. "Diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah ke wilayah Indonesia, diprediksi landingnya kira-kira sekitar tanggal 20 Desember sampai sekitar 29 Desember," ujarnya.

Seruak dingin merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika tekanan atmosfer naik lebih tinggi daripada kenaikan akibat gerakan antisiklon atau lembangan di sekitarnya. Seruak dingin dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir. Pada tahun 2020, seruak dingin pernah terjadi di Jabodetabek hingga menyebabkan banjir besar.

"Contoh yang terjadi di 2020, di Januari, kondisi terparah adalah di Jabodetabek banjir saat itu. Skenario teringan yang pernah terjadi sekitar dua tahun lalu saat penyeberangan di Merak, tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng karena seruak angin itu," ujarnya.

Seruak dingin juga dapat memicu terjadinya banjir di beberapa daerah lain, seperti Jawa Barat, Lampung, Banten.

Untuk mengantisipasi dampak terburuk itu, Dwikorita mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan pergerakan seruak dingin itu. Ia juga meminta kerja sama dari lintas kementerian, seperti Kementerian Perhubungan untuk mengantisipasi dampak terburuk saat mudik Natal dan Tahun Baru.
 


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar