Green News
BRIN Jawab Prabowo soal Swasembada Singkong: Untuk Pangan Masih Impor
BRIN menilai produksi singkong nasional untuk kebutuhan energi belum memadai. Bahkan, Indonesia masih mengimpor singkong untuk bahan pangan.
Rabu, 06 Maret 2024
Ilustrasi. BRIN menilai produksi singkong nasional untuk kebutuhan energi belum memadai. Bahkan, Indonesia masih mengimpor singkong untuk bahan pangan. (PEXELS/Daniel Dan).
Denpasar. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerangkan produksi singkong nasional untuk kebutuhan bahan baku etanol sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) belum memadai.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan singkong merupakan tanaman yang menghasilkan pati tinggi dan dapat dikonversi menjadi bahan baku etanol. Namun, produksinya di dalam negeri masih sangat kurang.
“Indonesia masih harus mengimpor singkong dari luar negeri, utamanya untuk pangan dan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Yudhistira, dilansir Antara, Senin (4/3).
Oleh karenanya, menurut dia, strategi untuk menjadikan singkong sebagai bahan biofuel, harus didahului dengan meningkatkan produksi singkong nasional.
Itu pun, memerlukan lahan khusus untuk singkong yang dijadikan bahan baku energi. Misalnya, kebun energi. Sehingga, tidak akan mengganggu peruntukan singkong sebagai bahan pangan.
Persoalannya, outlook ubi kayu 2020 lalu yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian menyebut luas panen ubi kayu periode 1980 sampai 2019 cenderung menurun.
Laju pertumbuhan rata-rata turun 1,76 persen per tahun. Pada 1980, luas panen ubi kayu sebesar 1,41 juta hektare (Ha), namun menjadi hanya 0,63 Ha pada 2019.
Padahal, perkembangan produksi ubi kayu kecenderungannya meningkat. Selama empat dekade itu, produknya meningkat rata-rata 0,66 persen per tahun, dengan produktivitas sebanyak 155,58 kubik per tahun.
Sekadar mengingatkan, akhir Februari lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berniat menyulap singkong, sawit, dan tebu menjadi bahan bakar alternatif agar Indonesia tidak bergantung terhadap impor bahan bakar minyak.
Prabowo optimistis, Indonesia dapat mencapai swasembada energi terbarukan dalam waktu relatif singkat, serta menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar